Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gelandang serang Real Betis, Rafael van der Vaart (32), menilai bahwa kini dia sedang menjalani momen terburuk dalam karier sepak bolanya.
Ketika pertama kali tiba di Betis, mantan andalan lini tengah Tottenham Hotspur tersebut sempat menunjukkan antusiasmenya. Klub dari Stadion Benito Villamarin itu dinilai dia memperlihatkan keseriusannya.
Betis, yang promosi ke divisi teratas La Liga dengan menjuarai Divisi Segunda pada musim 2014-2015 mendapat fokus perhatian dari media yang cukup signifikan.
Selain meminang Van Der Vaart, Betis juga merekrut salah satu winger berpengalaman milik timnas Spanyol, yaitu Joaquín Sánchez. Hadirnya dua veteran di sektor tengah bagai memunculkan secercah harapan untuk klub.
Joaquin menjadi pemain kunci bagi Betis dengan menjadi starter. Akan tetapi, dia harus absen beberapa pertandingan karena dibekap cedera.
Sementara Van der Vaart, hanya bermain 178 menit di liga dan 120 menit di Copa del Rey sejak pulih dari cedera pergelangan kaki. Itu membuatnya absen pada awal musim.
Eks ikon Ajax Amsterdam tersebut hanya mampu merebut posisi pemain inti dalam dua laga. Dia pun paling lama hanya bermain selama 67 menit dalam suatu partai.
Van de Vaart pun mengungkapkan kekecewaannya kepada Bild. Dia bahkan menganggap ini sebagai karier terburuknya.
"Saya harus mengakuinya. Ini adalah momen terburuk dalam karier saya," ujar Van Der Vaart dalam laman AS, Kamis (14/1/2016).
Pemilik gelar pemain terbaik Ajax pada 2001 tersebut masih memiliki kontrak di Los Verdiblancos sampai 2018 dengan menerima gaji sebesar tiga juta euro (Rp 45,4 miliar) per tahun. Namun, dia menginginkan kesempatan bermain yang lebih besar.