Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di Indonesia, kini pertandingan basket tak melulu dipimpin oleh seorang lelaki. Yuli Wulandari, contohnya. Dara asal Jambi ini berani membuat gebrakan dengan mengambil pekerjaan sebagai wasit.
Saat ini, Yuli menjadi satu-satunya wasit wanita di Indonesia Basketball League (IBL) 2016. Ia pun adalah satu-satunya wasit wanita Tanah Air yang mengantongi lisensi FIBA.
Lantaran dirinya adalah wanita, tak jarang Yuli mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari pemain dan pelatih.
"Seorang pelatih pernah bilang ke saya, 'Hei, cewek, kalau gak bisa jadi wasit, lebih baik nonton saja dari bangku penonton!'. Saya cuma bisa balas dengan senyum," tutur Yuli.
"Waktu tahun pertama jadi wasit di Jambi, saya juga dianggap remeh oleh para senior. Setelah saya selesai belajar tentang perwasitan di Jakarta dan kembali ke kampung halaman, mereka enggan menerima ilmu yang saya berikan," ucap wanita berusia 28 tahun ini.
Meski sering dianggap remeh oleh kaum adam, Yuli tidak menyesali keputusannya menjadi seorang wasit. Ada hal-hal yang membuat ia senang dengan pekerjaannya.
Diakui Yuli, menjadi pengadil di lapangan membuat dirinya memperoleh banyak pelajaran tentang kehidupan.
"Saya senang karena bisa bertemu dengan banyak tipe orang. Selain itu, saya belajar banyak hal, salah satunya tentang sabar," ucap Yuli.
"Pekerjaan sebagai wasit menuntut kami untuk sabar. Ketika ada pemain atau pelatih marah, kami tidak boleh membalas," tutur wanita yang menggeluti dunia wasit sejak 2009 ini.
IBL 2016 adalah tahun ke-5 Yuli di kompetisi basket tertinggi di Indonesia. Pencapaian tertinggi Yuli adalah memimpin pertandingan FIBA Wanita Asia U-16 pada 2015.