Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sikap Manajer Juergen Klopp terkenal bisa berubah dengan cepat. Dari rasa senang, kecewa, lalu mengumbar murka, perubahannya hanya dibutuhkan waktu sepersekian detik.
Saat Liverpool ditelan West Ham United 0-2 pada pekan lalu, wajah marah Klopp yang dominan. Bermain di Boleyn Ground, Liverpool memulai pertandingan dengan baik.
Namun, gol cepat disusul gol kedua dari West Ham telah membuat Klopp murka.
Liverpool seolah tak memiliki intensitas permainan yang diperlukan untuk meraih kemenangan. Hal inilah yang membuat Klopp marah.
“Ini bukan hari untuk kecewa, ini merupakan hari untuk marah,” katanya.
Kemarahan manajer asal Jerman itu langsung menjadi makanan media Inggris.
[video]https://video.kompas.com/e/4683304896001_ackom_pballball[/video]
Namun, media tetap tidak menghujat meski catatan kinerja Klopp masih jauh dari mentereng. Dari 12 pertandingan, Klopp mencatat lima kemenangan, tiga kali imbang, dan empat kali kalah.
Tampaknya, ada sisi lain yang dibidik media Inggris dengan kehadiran Klopp di Premier League Inggris.
Ada kesan Klopp bakal menjadi media darling alias kekasih media berkaitan dengan sikap dan omongannya yang laku dijual.
Klopp seperti tengah dikreasi oleh media Inggris untuk menggantikan pelatih Chelsea, Jose Mourinho, yang terkenal unik dan berwarna.
Mourinho memang terkenal sebagai sosok yang selalu bicara sesuai dengan pikirannya, mengatakan apa yang dimaksudkan, dan bersungguh-sungguh terhadap apa yang dikatakannya serta disukai media meski menyebalkan bagi lawan.
Asisten pelatih West Ham, Edin Terzic, yang pernah bersama-sama dengan Klopp saat di Borussia Dortmund, sempat menggambarkan bahwa rekannya tersebut justru merupakan sosok yang sangat lucu dan cerdas.
"Klopp sangat brilian bagi fan dan media. Dia sangat lucu dan cerdas. Hampir pada setiap konferensi pers dia akan mengatakan sesuatu yang bakal diingat selama beberapa minggu, sehingga sangat bagus jika Klopp berada di dekat kita," tandasnya.
Jadwal Padat
Ketika masih menangani Dortmund, Klopp dikenal sebagai sosok pelatih yang eksentrik.
Klopp pernah menyebut tim Dortmund asuhannya memiliki gaya main yang beraliran heavy metal.
Klopp juga terkenal mirip dengan Mourinho dalam bersikap, yaitu tak ragu seketika mengungkapkan segala hal yang ada di dalam pikirannya.
Karena itu, banyak yang memprediksi Klopp akan sukses pula seperti Mourinho serta bakal berada lama di Liverpool.
“Saya yakin dia akan berhasil di Liverpool. Klopp belum merekrut satu pemain pun atau menunjukkan kehebatannya. Situasi yang sekarang dialami Klopp cukup sulit karena dia bekerja dengan pemain yang diwariskan kepadanya. Namun, dia akan berhasil dalam jangka waktu yang panjang,” ujar Andy Cole, striker legendaris Manchester United.
Satu hal yang menjadi catatan adalah sosok eksentrik biasanya merupakan orang yang jujur.
Hal inilah yang membuat pencinta Liverpool tetap merasa nyaman meski striker berbahaya, Daniel Sturridge, berulang kali tidak dimainkan oleh Klopp.
Pada musim ini Sturridge tidak memiliki banyak kesempatan bermain karena menderita cedera hamstring.
Sejauh ini Sturridge baru bermain lima kali dalam laga Premier League. Alasan Klopp dengan mengatakan Sturridge masih butuh penyembuhan yang komprehensif bisa diterima.
Apalagi, Klopp tengah menunjukkan rasa antusiasnya dalam memulai perjalanan bulan Januari 2016 yang sangat padat.
Liverpool bakal memainkan tujuh pertandingan dalam 25 hari, Jumlah itu bisa menjadi delapan jika lolos di Piala FA.
Rangkaian pertandingan itu termasuk laga semifinal Piala Liga dan duel melawan Arsenal serta Manchester United di kompetisi liga.
Pertandingan melawan West Ham pada Sabtu kemarin merupakan laga pembuka di bulan Januari 2016. Ucapan Klopp sudah diolah oleh media tentang dirinya yang tidak sabar untuk menghadapi Arsenal serta United.
“Memang untuk saat ini sepak bola bukan sesuatu yang mudah bagi Liverpool. Namun, bagi kami ini adalah pekerjaan dan kami menyukainya.
Tim punya empat laga lebih banyak dari tim lain. Ini amat intens, tapi kami siap menghadapinya,” kata Klopp.
Penulis: Dedi Rinaldi