Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

2016 Jadi Momen untuk Regenerasi Ganda Putri Indonesia

By Senin, 11 Januari 2016 | 14:41 WIB
Pasangan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari (tengah, baju ungu) ketika naik podium juara Kejurnas 2015 bersama pasangan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani (kanan, baju hitam) dan ganda putri lainnya di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Sabtu (12/12//2015). (BADMINTON INDONESIA)

Pelatih nasional ganda putri, Eng Hian menargetkan bahwa 2016 akan menjadi momen untuk regenerasi ganda putri Indonesia.

Indonesia saat ini sudah memiliki pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii pada jajaran elite dunia dan diproyeksikan untuk Olimpiade Rio 2016.

"Tahun ini cukup penting untuk regenerasi ganda putri Indonesia. Terlepas mereka lolos kualifikasi Olimpiade atau tidak, tetapi paling tidak dua pasang ini bisa jadi andalan berikutnya karena setelah Olimpiade banyak pemain yang berhenti," kata Eng Hian dalam perbincangan di Pelatnas Cipayung, Jakarta pekan lalu.

Pasangan ganda putri lainnya yang diharapkan bisa menjadi pelapis, yaitu Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari. Momen seusai Olimpiade menurut Eng Hian tepat untuk mempromosikan kedua pasangan tersebut.

"Mereka harus menggunakan kesempatan ini untuk naik pasca Olimpiade karena dari segi kesempatan dan kemampuan sudah tepat," ujar Eng Hian yang akrab disapa dengan Didi itu.

"Oleh karena itu, kami sebagai pelatih akan mendorong dan memberikan yang terbaik kepada mereka. Kami selanjutnya akan melihat sejauh mana mereka mampu memaksimalkan kemampuan," tutur Eng Hian.

Tahun ini, Eng Hian menargetkan Anggia/Ketut, dan Della/Rosyita untuk mencapai puncak penampilan pada turnamen Indonesia Terbuka Superseries dan lolos superseries finals.

"Sudah waktunya bagi mereka mencapai itu. Kedua pasang ini juga berpeluang lolos ke Olimpiade 2016 jika mampu mencapai peringkat ke-12 dunia pada akhir Maret nanti," kata Eng Hian.

"Jika sudah menduduki peringkat ke-12 dunia masih bisa mengejar untuk Olimpiade. Tetapi, jika masih menduduki peringkat ke-25 lebih baik saya persiapkan pada turnamen lain agar akhir 2016 lolos ke superseries finals," ucap Eng Hian menambahkan.

Diantara dua pasangan tersebut, peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 bersama Flandy Limpele itu menilai pasangan Della/Rosyita lebih berpeluang mendekati level Nitya/Greysia.

"Della/Rosyita progressnya lebih konsisten setelah Rosyita absen selama delapan bulan akibat cedera. Della/Rosyita kemudian berhasil juara di Malaysia Challenge, dan Kejurnas 2015," kata Eng Hian.

Rosyita mengalami cedera pangkal paha kanan ketika tampil pada final Jerman Terbuka Grand Prix Gold bersama pasangannya Della Destiara Haris, Maret 2015. Dia kembali bertanding di Korea Masters, November, dan berhasil menembus babak delapan besar.

"Tidak mudah mengembalikan permainan dan emosi setelah delapan bulan absen bertaanding. Di Korea mereka bisa mengalahkan pemain top ten saat kembali bertanding. Hal tersebut menunjukkan sinyal positif," ucap Eng Hian.

Perkembangan cedera Rosyita saat ini dinilai cukup bagus dan Eng Hian terus memantau perkembangannya lewat rekam medis dari dokter.

"Dua bulan sekali saya haruskan Rosyita untuk cek dan kontrol. Hasil laporan medis pada Desember kemarin cukup bagus dan saya harap bisa terus terjaga," kata Eng Hian.



Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P