Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi Berjuang Keras Kejar Tiket Olimpiade

By Minggu, 10 Januari 2016 | 15:14 WIB
Pasangan ganda putra Indonesia, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, beraksi pada Prancis Terbuka di Paris, Oktober 2015. (PBSI)

10 dunia.

"Peringkat keduanya membuat peluang untuk lolos Olimpiade cukup besar. Tetapi, Angga sempat sakit demam berdarah dan masih dalam tahap pemulihan," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Rexy Mainaky di Pelatnas Cipayung, Jakarta.

"Perkembangannya baru bisa dilihat dalam seminggu ke depan," ujar Rexy.

Sakitnya Angga membuatnya absen pada beberapa turnamen, yaitu Malaysia Masters Grand Prix Gold yang digelar 19-24 Januari dan Syed Modi International Badminton Grand Prix Gold di Lucknow, India pada 26-31 Januari.

"Setelah seminggu baru akan disetting program menuju Olimpiade. Untuk lolos, mereka harus menjaga puncak penampilan pada setiap turnamen yang diikuti. Satu-satunya cara mereka harus juara dan ikut pada kualifikasi Piala Thomas yang menawarkan poin Olimpiade cukup tinggi,” tutur Rexy.

Jika Angga/Ricky tidak bisa mengejar peringkat, PP PBSI sudah menyiapkan dua pasangan lain.

Mereka adalah Markus Fernaldy Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang kini ada di peringkat ke-16 dunia. Satu pasangan lain Wahyu Nayaka/Ade Yusuf yang menduduki peringkat ke-21 dunia.

"Wahyu/Ade saya lihat belum siap untuk lolos sedangkan Gideon/Kevin penampilannya sedang menurun karena baru bisa menembus babak delapan besar saat pertandingan," ucap Rexy.

"Berry Angriawan/Rian Agung Saputro justru berpeluang lolos ke Olimpiade karena tren penampilan mereka naik pada akhir 2015,” kata Rexy yang merupakan peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Soebagja itu.

Berry/Rian menjadi juara di Indonesia Masters dan kejuaraan nasional dan menjadi runner-up di Makau Terbuka Grand Prix Gold.

Berdasarkan regulasi bulutangkis di Olimpiade sebuah negara bisa memiliki dua pasangan, syaratnya bisa meloloskan minimal dua wakilnya pada peringkat delapan besar dunia.