Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penjaga gawang Liverpool, Simon Mignolet (27), tengah menjalani musim ketiga di Anfield. Meski kerap dikritik ketika melakukan kesalahan, dia mampu bersikap tenang dan beranggapan bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna.
Teranyar, Liverpool Echo, menyalahkan dia atas dua dari tiga gol yang dibukukan Arsenal ke gawangnya pada Rabu (13/1/2016). Hal tersebut membuat Roberto Firmino cs harus puas bermain imbang dengan skor 3-3.
Bahkan The Times mengkritik dengan lebih pedas. Mereka menyebut Mignolet sebagai "pertunjukan horor" dan mempertanyakan apakah dia layak untuk kontrak baru.
Namun, kiper asal Belgia tersebut menanggapi hujatan yang datang dengan perspektif berbeda.
"Jika Anda kemasukan gol, akan muncul sampai tujuh atau delapan kesalahan yang mengarah ke kejadian itu. Akan tetapi, sebagai kiper Anda harus menerima itu," kata Mignolet dalam laman The Guardian.
"Setelah itu, Anda harus menerima bahwa pertanyaan pertama dari semua orang di stadion atau di seluruh dunia adalah 'Apakah kiper itu bisa bermain lebih bagus?'Hal iItu bagian dari pekerjaan. Anda belajar dari itu dan tidak ada gunanya mengkhawatirkan tentang hal tersebut," ucapnya lagi.
Mignolet menilai satu-satunya cara menghadapi cercaan itu adalah dengan menjadi kritikus terbesar bagi diri sendiri dan berkaca di depan cermin sembari bersikap obyektif.
"Kita harus mengatakan 'Saya bisa melakukan ini dan itu' di depan cermin, sehingga semua kritikus dan seluruh suara-suara lain yang benar-benar tidak penting akan menghilang," ujar mantan pilar Sunderland itu.
[video]https://video.kompas.com/e/4702838816001_ackom_pballball[/video]
Salah satu contoh bagi Mignolet ketika musim lalu dia dikritik oleh analisis sepak bola sekaligus legenda Manchester United, Gary Neville, seusai kebobolan oleh Phil Jagielka di menit ke-90'+1 dalam laga derbi di Anfield.