Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada 2014-2015, sejumlah pengamat mempertanyakan kapabilitas Mesut Oezil yang kurang menginspirasi bagi Arsenal. Akan tetapi, ia
Sindrom musim kedua. Demikian banyak orang berpendapat terkait performa Oezil musim lalu.
Sampai pekan ke-16 EPL 2014-2015, Oezil cuma bermain enam kali, mencetak satu gol dan satu assist.
Sebagai perbandingan, ia dapat membuat empat gol dan tujuh assist hingga pekan ke-16 liga musim lalu.
Kritik tajam dilayangkan kepada Oezil mengingat Arsenal menebusnya dari Real Madrid pada 2013 dengan mahar yang mahal: 42,4 juta pound.
[video]https://video.kompas.com/e/4670796114001_ackom_pballball[/video]
Ada dua alasan di balik permainan Oezil yang kurang bagus musim lalu. Pertama, ia mengalami cedera lutut serius yang memaksanya absen tiga bulan.
Kedua, Arsene Wenger kerap menempatkannya tidak di posisi favorit. Bukannya sebagai gelandang serang tengah, Wenger justru sering menggeser Oezil sebagai sayap kiri.
Padahal, pemain yang kini berusia 27 tahun itu selalu dimainkan sebagai si nomor 10 sepanjang 2013-2014.
Musim ini, Wenger mengembalikan posisi gelandang serang tengah sepenuhnya kepada Oezil.
Hasilnya, dalam 21 penampilan sebagai Si Nomor 10 di semua ajang musim ini sampai gim kontra Aston Villa (13/122015), Oezil menghasilkan empat gol dan 13 assist.
“Semua pemain punya masa naik-turun ketika mereka berlaga di EPL. Kami semua senang Mesut menemukan dirinya dan bermain kian baik. Tidak ada Si Nomor 10 yang lebih baik darinya saat ini,” puji rekan setim Oezil, Hector Bellerin, kepada The Sun.
Penulis: Theresia Simanjuntak
[video]https://video.kompas.com/e/4670793097001_ackom_pballball[/video]