Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ramalan publik yang telah mengemuka sejak awal Desember 2015 akhirnya menjadi kenyataan. Zinedine Zidane resmi memegang kemudi utama Real Madrid menggantikan Rafael Benitez mulai Selasa (5/1/2016).
Zidane memang sudah dikaitkan dengan jabatan pelatih Madrid sejak beberapa waktu lalu, terutama saat manajemen klub mendepak Carlo Ancelotti pada musim panas 2015.
Namanya muncul sebagai salah satu kandidat pengganti terkuat sebelum posisi tersebut jatuh ke tangan Benitez.
Setelah sempat mereda dalam hitungan bulan, Zidane kembali rutin masuk pemberitaan surat kabar olahraga lokal, seperti Marca dan As, menyusul performa mengecewakan Madrid di era Benitez.
Sosok pria berkebangsaan Prancis itu dianggap pantas mengambil alih tampuk kepelatihan Los Blancos alias Si Putih.
Mengapa publik bisa sebegitu yakin terhadap Zidane? Perlu diingat bahwa ia sama sekali belum pernah menangani tim besar karena rekam jejaknya baru sebatas asisten pelatih Madrid (2013-2014) dan pelatih Real Madrid Castilla (2014-2015).
Terdapat satu alasan besar yang membuat publik begitu yakin terhadap kapasitas kepelatihan Zidane, yaitu nama besar semasa berkarier di lapangan hijau.
Hal ini berimbas kepada tingkat respek pemain sewaktu berinteraksi dengannya.
Respek merupakan sesuatu yang penting di Madrid mengingat berjubelnya pemain bintang dalam skuat.
Benitez tak memiliki karisma sebesar Zidane sehingga sebagian besar personel tim terbiasa memandang dia dengan sebelah mata.
Kehadiran Zidane juga turut mengembalikan cita rasa Ancelotti, yang dirindukan oleh sejumlah pemain, mulai dari Sergio Ramos, Marcelo, James Rodriguez, hingga Cristiano Ronaldo.
Pengalaman setahun menjadi tangan kanan Don Carlo tentu memberikan pengaruh signifikan terhadap gaya kepelatihannya.
Berdasarkan catatan sejarah, Zidane merupakan pelatih ke-11 di masa kepresidenan Florentino Perez.
Dia juga teridentifikasi sebagai pemenang Piala/Liga Champion kelima semasa bermain yang menduduki kursi kepelatihan setelah Miguel Munoz, Amancio Amaro, Luis Molowny, dan Alfredo Di Stefano.
Bayang-bayang kesuksesan menaungi Zidane lantaran hampir semua nama pendahulunya tersebut berhasil mempersembahkan minimal satu trofi. Hanya Amancio yang gagal berprestasi semasa melatih Madrid (1984-1985).
Penulis: Indra Citra Sena