Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liverpool Berlari, Berlari, Berlari, dan Cedera

By Rizki Indra Sofa - Jumat, 8 Januari 2016 | 06:00 WIB
Manajer Liverpool, Juergen Klopp, saat memimpin timnya menghadapi West Ham United dalam lanjutan Premier League 2015-2016 di Boleyn Ground, London, Inggris, pada 2 Januari 2016. (CLIVE ROSE/GETTY IMAGES)

Ketika berlabuh ke Anfield sebagai pelatih baru Liverpool menggantikan Brendan Rodgers, Juergen Klopp membawa serta filosofi permainannya, yang kerap disebut gegenpressing.

Klopp biasa memainkan gaya gegenpressing ini ketika masih melatih Borussia Dortmund.

Butuh determinasi, intensitas, daya juang, dan jelas stamina prima buat melakukan apa yang biasa dilakukan Dortmund pada era Klopp: konstan menekan lawan di tiap sudut lapangan dan melancarkan serangan balik kilat.

Meski dianggap belum sesempurna seperti di Dortmund, Liverpool pun mencoba buat menerapkan gegenpressing tersebut.

Salah satu patokan yang paling terlihat adalah dari daya jelajah Philipe Coutinho dkk. musim ini.

Situs statistik Opta menyebutkan bahwa para pemain Liverpool rata-rata berlari enam kilometer lebih banyak dibandingkan pada era Rodgers.

Mereka juga lebih sering melakukan sprint (548 kali) di bawah Klopp dibandingkan di era suksesornya (474 kali).

Kerja ekstra para pemain ini jelas konsekuensi dari keinginan Klopp menerapkan gegenpressing di Liverpool.

[video]https://video.kompas.com/e/4686780028001_ackom_pballball[/video]

Klopp dan staf pelatih The Reds barangkali sudah menyiapkan sederet porsi latihan untuk mendukung kemampuan para pemain melakukan gegenpressing, supaya bisa terus berlari, berlari, dan berlati.

Tapi, di sisi lain, efek negatif kini mulai terlihat.

Para pemain bertumbangan. Total ada 11 pemain Liverpool yang saat ini cedera, enam di antaranya menderita cedera hamstring dengan berbagai level kerusakan.

Sepanjang tiga bulan melatih Liverpool, Klopp sudah melihat 24 kasus cedera menimpa anak asuhnya!

Situasi ini dikritik eks gelandang Liverpool, Graeme Souness.

"Manajer baru datang dan semua pembicaraan seolah soal gegenpressing. Itu adalah strategi yang butuh kerja sangat keras untuk diterapkan selama 90 menit," katanya di Guardian.

"Para pemain mungkin bisa melakukannya satu jam atau 70 menit. Tapi, untuk bisa melakukannya selama 90 menit, butuh pengorbanan besar dari kaki-kaki para pemain. Saya pikir masalah mereka sekarang karena itu," ucapnya lagi.

[video]https://video.kompas.com/e/4683304896001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P