Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan ganda putra Indonesia, Rexy Mainaky, menilai Direktur Teknik Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), Mortten Frost Hansen belum memberi pengaruh bagi prestasi Malaysia baik itu pada kategori beregu maupun perorangan.
"Saya belum melihat perubahan besar pada permainan Malaysia. Program latihan yang ditawarkan Frost juga masih belum jelas karena saya melihat penampilan tunggal putra Chong Wei Feng dan Liew Daren belum konsisten," kata Rexy.
Kedua pemain ini menurut peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Soebagja itu diharapkan bisa menjadi generasi penerus Lee Chong Wei yang tahun ini memasuki usia 33 tahun.
"Forsten belum genap setahun bersama BAM sehingga butuh waktu untuk mewujudkan target yang diinginkan. Kita tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk mencapai kesuksesan Malaysia. Saya sadar harapan publik Malaysia sangat besar bagi pebulu tangkisnya," ucap Rexy.
Apa yang dialami Frost berbeda dengan Rexy yang mempunyai peran cukup besar di Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI). Sejak menjadi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) pada awal 2013 sejumlah perkembangan positif mulai didapatkan pebulu tangkis Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan raihan dua medali emas pada Asian Games Incheon 2014 dari pasangan ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan ganda putri Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii.
Yang terbaru, Ahsan/Hendra berhasil menjadi Juara di BWF Superseries Finals 2015 setelah sebelumnya meraih gelar juara dunia 2013 dan 2015.
Rexy pernah menjadi Pelatih Kepala Malaysia selama tujuh tahun, yaitu 2005-2012. Selama kurun waktu tersebut, ia pernah mengantarkan ganda putra Koo Kien Kiet/Tan Boon Heong meraih medali emas Asian Games Doha 2006 dan berada pada peringkat pertama dunia.