Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Van Gaal: Atmosfer Ruang Ganti Man United Terlalu Nyaman

By Verdi Hendrawan - Sabtu, 9 Januari 2016 | 19:15 WIB
Manajer Manchester United, Louis van Gaal, menyapa suporter di tribun Old Trafford jelang laga versus Chelsea, Senin (28/12/2015). (OLI SCARF/AFP)

Manajer Louis van Gaal mengatakan atmoster ruang ganti Manchester United saat ini terlalu nyaman. Manajer berusia 64 tahun itu menginginkan ada ruang untuk saling memberi kritik jujur ​​di antara para pemain.

Van Gaal sadar jika United mengalami kekalahan dari Sheffield United di ronde ketiga Piala FA yang akan digelar di Old Trafford pada Sabtu (9/1/2016) waktu setempat, tekanan bakal kembali kepundaknya.

Hal ini membuat Van Gaal ingin memaksimalkan segala sesuatunya untuk membawa United kembali ke jalur kemenangan.

Salah satunya adalah para pemain Setan Merah dapat bercermin atas kekurangan di dalam penampilan mereka.

Saat ini kritik yang ditujukan kepada Van Gaal sedikit mereda setelah United berhasil mengawali 2016 dengan kemenangan 2-1 atas Swansea City.

Namun, saat ditanya tentang beban pada diri para pemain United telah terangkat menyusul kemenangan tersebut, Van Gaal justru berharap tim tetap fokus.

"Tidak. Saya tidak berpikir begitu. Saya pikir suasana di ruang ganti kami sangat baik. Mungkin atmosfernya terlalu baik, karena mereka selalu melindungi ruang ganti serta rekan-rekan mereka," kata Van Gaal kepada Sky Sports.

[video]https://video.kompas.com/e/4683304880001_ackom_pballball[/video]

"Hal tersebut memang sangat bagus, tetapi hanya sampai pada titik tertentu saja," ucapnya.

Van Gaal yang dikenal dengan gaya manajemen otoriter, mengaku telah mengubah suasana ruang ganti yang lebih demokratis. Ia meminta para pemain untuk terlibat langsung dalam menentukan taktik bermain.

"Kami juga telah mengubah pendekatan kami kepada para pemain agar lebih mudah untuk mengambil tanggung jawab. Saya telah merangsang mereka untuk berpikir tentang sepak bola," ucap Van Gaal.

"Permainan sepak bola adalah olah raga otak dan sekarang Anda dapat membiarkan mereka berpikir bersama saya. Hal ini dapat membuat mereka mengubah cara bermain dan membuat para pemain akan mengemban sebuah komitmen. Namun, kami harus melihat bagaimana semua hal itu bekerja," ungkapnya.

[video]https://video.kompas.com/e/4688609477001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P