Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Nitya/Greysia Tak Perlu Pikirkan Warna Medali Olimpiade

By Delia Mustikasari - Sabtu, 9 Januari 2016 | 14:26 WIB
Pasangan ganda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari (kiri)/Greysia Polii, melakukan tos saat bertanding melawan pasangan China, Tang Yuanting/Yu Yang, pada babak kedua China Terbuka di Fuzhou, Kamis (12/11/2015). (PBSI)

Pasangan ganda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii, tidak perlu memikirkan warna medali pada Olimpiade Rio 2016.

Hal tersebut diungkapkan pelatih nasional ganda putri, Eng Hian, dalam perbincangan di Pelatnas Cipayung, Jakarta.

"Saya tidak mau membebani mereka dengan medali emas. Yang terpenting, fokus untuk medali dulu, untuk warnanya belakangan saja," ujar Eng Hian.

Rupanya, ada alasan khusus yang membuat Eng Hian tidak mau membebani target kepada Nitya/Greysia.

"Jangan sampai pengalaman saya ketika menjadi pemain terulang pada mereka. Dulu pada Olimpiade Sydney 2000 saya dan Flandy (Limpele) diharapkan meraih medali emas Olimpiade 2000," tutur Didi, sapaan akrab Eng Hian.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada saat itu, Wismoyo (Arismunandar) bahkan sudah sangat percaya diri Eng Hian/Flandy Limpele akan meraih medali emas karena mereka belum pernah terkalahkan.

"Faktanya, kami gagal karena hanya masuk delapan besar setelah dikalahkan pasangan Malaysia yang saat itu sering kami kalahkan," ucap Eng Hian.

Medali emas di Sydney akhirnya diraih pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya.

Saat itu, Eng Hian mengakui kondisinya sempat terpuruk dan tak bersemangat sampai akhirnya dia mencoba lagi pada Olimpiade berikutnya.

"Saya sempat down dan tak mau berbicara dengan orang luar selama enam bulan dan kemudian bangkit untuk meraih medali perunggu pada Olimpiade Athena 2004," aku Eng Hian.

Menjelang penutupan kualifikasi Olimpiade pada Mei mendatang, Nitya/Greysia akan mengikuti tiga turnamen superseries.

"Sebelum penutupan kualifikasi Olimpiade, Nitya/Greysia akan turun di Jerman Terbuka GP dan All England. Di Asia, mereka akan turun di tiga superseries, yaitu India, Malaysia, Singapura, dan penutupnya di Kejuaraan Asia karena mereka harus main," ucap Eng Hian.

"Aspek kebutuhan yang membuat saya harus memilih turnamen. Saya juga mempertimbangkan fisik Nitya yang rentan cedera," kata Eng Hian.

Nitya yang rentan cedera kemudian harus rutin melakukan pemeriksaan ke dokter, sementara Greysia lebih dipersiapkan pada aspek non-teknis.

"Nitya setiap latihan harus mengonsumsi suplemen untuk otot karena kondisi fisiknya berbeda dengan otot Greysia. Greysia lebih difokuskan agar penampilannya tetap konsisten dan mampu bermain tanpa beban," ucap Eng Hian menambahkan.

Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), menargetkan dua medali emas pada Olimpiade 2016.

Dua medali tersebut diharapkan dari ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan,dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P