Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Fiorentina, Paulo Sousa, marah besar, tatkala skuat asuhannya, Fiorentina dikalahkan Carpi 0-1 di babak 16 besar Coppa Italia 2015-2016. Wajar jika Sousa naik pitam, sebab ini adalah kali pertama dirinya melihat Fiorentina gagal mencetak gol.
Salah satu alasan kenapa Fiorentina bisa memulai musim 2015-2016 dengan performa mantap adalah kebijakan Sousa untuk tetap mempertahankan sepak bola menyerang yang sudah menjadi identitas tim sejak diarsiteki Vincenzo Montella pada 2012-2015. Gaya bermain yang mengandalkan operan rapat dari kaki ke kaki masih menjadi andalan La Viola untuk menaklukkan lawan-lawan mereka pada musim ini.
Berbekal filosofi yang sudah dipahami oleh mayoritas personel tim, Fiorentina asuhan Sousa melaju kencang. Mereka rutin menghuni papan atas klasemen Serie A 2015-2016 dan sanggup meraih tiket kelolosan ke babak 32 besar Liga Europa 2015-2016.
Fakta penting lain adalah Fiorentina besutan Sousa sempat mencatat rekor keren. Mereka selalu bisa menjebol gawang lawan dalam 23 laga beruntun di Serie A dan Liga Europa.
Akan tetapi, rangkaian itu akhirnya putus. Pada partai ke-24 musim ini, Fiorentina gagal mencetak gol.
La Viola gagal menjebol gawang Carpi saat kedua tim bertemu di babak 16 besar Coppa Italia 2015-2016. Kendati mentas di kandang sendiri, pasukan arahan Sousa menyerah 0-1.
"Saya marah sekaligus kecewa. Ini adalah hasil yang tidak saya harapkan. Namun, jika Anda bermain di kompetisi seperti Coppa Italia, hal semacam ini bisa terjadi," kata Sousa.
Sousa boleh kecewa karena timnya gagal mencetak gol ke gawang Carpi. Meski demikian, mereka sebenarnya sudah membuat rekor.
Skuat Fiorentina asuhan Sousa yang selalu mencetak gol dalam 23 laga tanpa putus sudah mengungguli catatan tim pada 1997-1998. Waktu itu, Fiorentina yang masih dibela trio Gabriel Batistuta, Edmundo, dan Luis Oliveira pernah selalu mencetak gol dalam 22 laga beruntun.