Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Leicester City tergolong tim kecil di Premier League dengan nilai keseluruhan skuat mereka mencapai 70 juta pound, sekitar 1,4 triliun rupiah. Kubu Leicester paham, raksasa-raksasa Liga Inggris berharap mereka segera jatuh.
Bila dibandingkan dengan Chelsea yang nilai skuat mereka mencapai 379,75 juta pound atau Manchester City (360 juta) dan Arsenal (281 juta), tentu posisi Leicester terlihat kerdil di panggung sepak bola Inggris.
Namun, kini Leicester City mampu memimpin klasemen Premier League hingga pekan ke-17 dengan torehan nilai 38, unggul dua angka atas Arsenal.
Kondisi tersebut diakui kubu Leicester pasti membuat gerah para tim raksasa Liga Inggris. Tim berstatus underdog malah berada di puncak klasemen hingga menjelang libur Natal.
"Kami tahu, tim-tim besar itu menunggu Leicester jatuh dan mulai kehilangan poin," ujar Nathan Dyer (28 tahun).
Namun, oleh pemain yang dipinjam Leicester dari Swansea City pada 1 September 2015 untuk semusim itu, sikap para rival Leicester membuat mereka mati-matian berjuang mendapatkan poin di setiap pertandingan.
"Saat ini, kami berada di awan kesembilan, dan semoga kami bisa terus berada di sana. Seluruh pemain tampil baik saat ini," ujar Dyer.
Nathan Antone Jonah Dyer, begitu nama lengkapnya. Musim ini ia baru bermain sebanyak tujuh pertandingan bersama Leicester. Ia tampil sebagai pemain pengganti di semua laga tersebut dengan waktu bermain mencapai 139 menit.
Satu gol yang dicetak Dyer di ajang Premier League 2015-16 terjadi ketika Leicester menang 3-2 saat menjamu Aston Villa (13/9). Dyer mencetak gol penentu kemenangan Leicester pada menit ke-89. Di laga tersebut, Leicester sempat tertinggal 0-2 selama 63 menit.