Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Statistik membuktikan peran Adem Ljajic (24) penting dalam fase menyerang maupun bertahan bagi Inter. Itulah kenapa Roberto Mancini beberapa kali memilih mengorbankan top scorer Serie A musim lalu, Mauro Icardi, dan lebih memilih memaksimalkan Ljajic.
Sebagai pemain ofensif, fleksibilitas Ljajic kini semakin terasah.
Pria berusia 24 tahun itu biasa melakoni peran sebagai penyerang sayap di kedua sisi dalam pola 4-3-3 atau satu dari tiga gelandang serang pada pakem 4-2-3-1.
Fungsinya semakin bervariasi menjadi trequartista dalam sistem 4-3-1-2, winger pada skema 4-4-2, sampai penyerang tengah semu seperti yang dia lakoni selama babak II di kandang Napoli (30/11/2015).
[video]https://video.kompas.com/e/4638433421001_ackom_pballball[/video]
Karakter multiposisi ini menautkan Ljajic dengan eks anak asuh Mancini di Manchester City, David Silva.
Setelah merekrut Silva dari Valencia pada 2010, Mancio memoles gelandang serang Spanyol itu menjadi sosok playmaker yang lebih lengkap serta tajam.
Jurang kualitas di antara Silva-Ljajic memang tampak masih lebar.
[video]https://video.kompas.com/e/4649552993001_ackom_pballball[/video]
Namun, melihat gelagatnya, Mancini kelihatannya siap "men-davidsilva-kan" Ljajic, artinya dipoles agar lebih lengkap seperti bintang City tersebut.
Selain selalu mencetak gol dalam dua pekan terakhir, Ljajic sangat kreatif mengkreasi peluang. Ia mencatat rata-rata 2,9 operan kunci per gim, terbanyak di liga kini.
"Ya, Ljajic adalah elemen dalam skuat yang memiliki karakteristik lebih sebagai playmaker. Hal itu mungkin mengingatkan kembali saya kepada David Silva atau Samir Nasri," kata Mancini di La Gazzetta dello Sport.
Baca Juga: Presiden Sampdoria: Urus Rumputmu Thohir, Nanti Dimakan Kuda!
Penulis: Beri Bagja