Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebalap muda Belanda, Max Verstappen, mengecam sistem penalti yang diterapkan di Formula 1. Menurut dia, sistem itu justru membuat Formula 1 tidak menarik di mata pebalap dan fans.
"Ini sangat disayangkan, mereka seharusnya tidak menghentikan kami untuk balapan. Saya tidak bisa mengubahnya sekarang, tetapi sudah jelas saya harus sedikit lebih berhati-hati dengan aturan ini," kata Verstappen.
Sistem penalti ini diperkenalkan pada 2014 menyusul banyaknya kecelakaan yang melibatkan pebalap muda dalam beberapa tahun terakhir, termasuk yang menimpa Romain Grosjean (Lotus) dan Pastor Maldonado (Williams).
Dalam peraturan anyar ini, pebalap baru dilarang mengikuti balapan selanjutnya jika telah mengoleksi 12 poin. WMSC menyatakan pemberian poin tergantung kepada tingkat pelanggaran dan rekor si pebalap selama 12 bulan.
"Saya harus membatalkan overtaking karena takut bersenggolan dengan pebalap lain. Saya rasa para fans juga tidak ingin melihat hal seperti ini. Mungkin aturan ini harus direvisi," kata pebalap 18 tahun itu.
Pada penghargaan FIA Awards 2015, Verstappen terpilih menjadi pebalap dengan aksi terbaik sepanjang 2015. Aksi terbaik itu ia tunjukkan saat melewati Felipe Nasr di tikungan Blanchimont pada GP Belgia.