Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Alexandra Asmasoebrata Menikmati Jadi Presenter Olahraga

By Selasa, 15 Desember 2015 | 20:18 WIB
Pebalap putri nasional, Alexandra Asmasoebrata ditemui saat sedang menjalani tugas jurnalistik sebagai presenter olahraga di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (15/12/2015). (DELIA MUSTIKASARI/JUARA.NET)

Pebalap putri nasional, Alexandra Asmasoebrata, semakin menikmati profesi barunya sebagai presenter olahraga pada salah satu televisi internasional berbahasa Indonesia yang sudah dia jalani sejak lima bulan terakhir.

"Sejauh ini, saya enjoy sebagai presenter olahraga, karena bidang garapannya tidak jauh dari dunia saya sebagai pebalap. Ini adalah sesuatu yang baru buat saya," kata Andra, sapaan akrab Alexandra Asmasoebrata, kepada JUARA, di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Selasa (15/12/2015).

Saat mendapat tawaran sebagai presenter olahraga, perempuan kelahiran 23 Mei 1988 tersebut langsung mengiyakan.

"Pada 2014, saya pernah menjadi presenter otomotif di salah satu televisi swasta. Sekarang lingkupnya lebih luas sebagai presenter olahraga, jadi saya langsung mengambil tantangan tersebut," terangnya.

Latar belakang kuliah bidang komunikasi turut membantu pekerjaan barunya itu.

"Awalnya sempat canggung ketika bergabung. Tetapi, saya menempatkan diri  sebagai media bukan sebagai outsider. Jadi, saya harus pintar menempatkan diri. Saya tak mau terlalu memikirkan perkataan orang di kantor saat saya bergabung," ucap Andra yang baru bergabung Juli lalu.

Selama menjadi presenter olahraga, Andra tak hanya meliput cabang olahraga balap. Tetapi, juga beragam olahraga.

"Paling lucu sebenarnya bukan meliput pertandingan olahraga atau mewawancarai atlet. Tetapi, saat meliput hal di luar olahraga seperti drama olahraga PSSI. Itu terkadang di luar pikiran saya," katanya sambil tertawa.

Pengalaman lain didapat peringkat kedua kategori pebalap Asia dalam ajang Asian Formula Renault (AFR) 2011 ketika menghadapi nara sumber yang menolak diwawancara.

"Misalnya, ketika kami wawancara tentang persiapan GBK yang terlambat di Asian Games ada narasumber menolak karena merasa dijelek-jelekan dengan media lain. Jadi, saya harus melobi untuk mau diwawancara," terang Andra.

Sebagai presenter, Andra belum memiliki rencana sampai kapan menekuni bidang tersebut. "Saya menikmati dulu, karena di sini menemukan bidang baru," ujarnya.

Untuk pergaulan di antara sesama media ia hanya khawatir ada yang menjaga jarak karena tahu dia adalah pebalap."Saya menjadi pebalap saat di balapan. Sekarang saya sedang di media. Jadi, saya menempatkan diri sebagai media," terang Andra.