Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Masa 2015 bukanlah tahun yang baik untuk pesepak bola Indonesia, khususnya pemain muda. Pasalnya, tidak ada kompetisi kasta tertinggi atau level pembinaan yang menjadi media berkembangnya mereka.
Liga Super Indonesia, Divisi Utama, LSI U-21, hingga Kualifikasi Pekan Olah Raga Nasional (PON) tidak diizinkan bergulir oleh pemerintah. Latar belakangnya ialah konflik PSSI sebagai federasi sepak bola Tanah Air dengan Kementerian Pemuda dan Olah Raga.
Meski begitu, Indonesia patut bersyukur karena masih ada nama-nama belia yang muncul ke permukaan di tengah konflik, seperti Adam Alis, Terens Owang Puhiri, dan Rudolof Yanto Basna.
1. Adam Alis
Adam Alis pertama muncul di Indonesia U-22 di Kualifikasi Piala AFF U-23 2016 dan SEA Games yang saat itu hampir tak bisa tampil akibat sanksi FIFA. Bila mengacu pada catatan timnas junior, kala itu namanya memang terbilang asing. Indonesia U-22 merupakan debutnya berseragam Merah-Putih.
Meski begitu, pemain yang saat ini bermain di kasta tertinggi Bahrain bersama East Riffa langsung mendapatkan kepercayaan penuh dari arsitek Garuda Muda, Aji Santoso.
Sejak babak penyisihan Grup B di SEA Games 2015 hingga perebutan peringkat tiga, gelandang kelahiran Jakarta, 19 Desember 1993, itu selalu mendapatkan tempat utama di lini tengah.
“Adam merupakan pemain bagus. Ia punya bakat untuk bisa berkembang lebih jauh,” kata Rahmad Darmawan, pelatihnya di Persija setelah melihat penampilan Adam di SEA Games.
2. Terens Owang Puhiri
Nama Terens Puhiri memang sudah tak asing lagi pada 2015. Pasalnya, ia sempat membela Indonesia U-16 dan U-19. Akan tetapi, ia lebih dikenal sejak tampil di Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman (PJS) bersama Pusamania Borneo FC.