Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kaleidoskop 2015: Mourinho Jadi Korban Pragmatisme Chelsea

By Kamis, 31 Desember 2015 | 18:28 WIB
Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, terlentang di lapangan kala Chelsea merayakan kemenangan di final Piala Liga kontra Tottenham di Wembley, 1 Maret 2015 (CLIVE ROSE/GETTY IMAGES)

 Melihat performa Chelsea musim 2015-2016 ini, sulit dibayangkan tim yang sama mendominasi Premier League musim lalu. Hal ini berujung pada pemecatan Jose Mourinho, manajer yang mengantarkan The Blues meraih dua gelar pada musim lalu. 

Chelsea menang terus pada 4 pekan pertama Premier League 2014-2015. Mereka memuncaki klasemen mulai pekan pertama terus sendirian. 

Banyak pihak menuding Chelsea membosankan. Mou tidak memusingkan hal itu. “Membosankan adalah 10 tahun tanpa gelar,” katanya ketika suporter Arsenal meneriakkan “boring, boring Chelsea” pada 26 April 2015.

“Buat saya sederhana saja. Sepak bola itu tentang memasukkan bola ke gawang lawan dan menghentikan lawan. Kami melakukan hal itu,” ujar Mourinho kepada ESPN.

Enam pemain Chelsea terpilih masuk PFA Team of the Year. Sebuah pengakuan buat kualitas individual Branislav Ivanovic, John Terry, Gary Cahill, Nemanja Matic, Eden Hazard, dan Diego Costa. Jangan lupakan juga raja assist musim lalu, Cesc Fabregas.

Pada akhir musim, tim asuhan Jose Mourinho unggul delapan poin atas juara bertahan, Manchester City. Yang menarik, The Blues mendominasi dengan efisiensi.

Tidak ada gelontoran gol Fabregas dkk. menjadi juara sebagai pencetak gol terbanyak dengan 22 poin berasal dari dengan 26 gol. The Citizens sendiri pertandingan di mana mereka hanya tercatat tujuh kali menang dengan mencetak satu gol. membukukan empat gol atau lebih.

Hal itu cuma tiga kali dilakukan Chelsea. pasukannya kian menjadi sejak kali dilakukan Si Biru hanya mencetak 73 gol dalam 38 laga, rata-ratanya tidak sampai dua gol per partai.

Fabregas dkk menjadi juara sebagai pencetak gol terbanyak dengan 22 poin berasal dari pertandingan di mana mereka hanya mencetak satu gol.

Pendekatan pragmatis Mou dan pasukannya kian menjadi sejak akhir Januari 2015. Sembilan partai dilaku dengan Chelsea hanya mencetak satu gol 

Delapan dari 10 kemenangan laga, rata-rata Chelsea sejak Januari 2015 diraih dengan selisih satu gol. Lima kali dengan 1-0 dua kali dengan 2-1, dan satu kali dengan 3-2.

Banyak pihak menuding Chelsea membosankan. Mou tidak memusingkan hal itu. “Membosankan adalah 10 tahun tanpa gelar,” katanya ketika suporter Arsenal meneriakkan “boring, boring Chelsea” pada 26 April 2015.

“Buat saya sederhana saja. Sepak bola itu tentang memasukkan bola ke gawang lawan dan menghentikan lawan. Kami melakukan hal itu,” ujar Mourinho kepada ESPN.

Chelsea juga menjuarai Piala Liga dengan cara yang sama. Mereka hanya menang 2-1 atas Bolton Wanderers di babak ketiga serta Shrewsbury Town di babak keempat dan menang agregat 2-1 (1-1 dan 1-0) atas Liverpool dalam dua laga semifinal.

Sayang, musim ini efisiensi Chelsea kehilangan arah. Kebiasaan mencetak satu gol masih berlanjut. Namun, dari tujuh kejadian, enam kali berakhir dengan kekalahan. Sampai akhirnya Mourinho harus angkat kaki pada 17 Desember lalu. 

Penulis: Dwi Widijatmiko

[video]https://video.kompas.com/e/4676246236001_ackom_pballball[/video]