Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertemuan antara Arema Cronus dan Persipura Jayapura dalam babak 8 besar Grup E Piala Jenderal Sudirman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (13/12/2015), berlangsung meriah dibanding tiga laga sebelumnya. Cerawat atau flare tampak pada laga ini.
Pasalnya, baru pada laga tersebut stadion terisi penuh. Sebelumnya, partai PS TNI kontra Semen Padang, Mitra Kukar melawan Persija Jakarta, dan Pusamania Borneo bertemu Surabaya United di Stadion Manahan, Solo dan Maguwoharjo cukup lowong.
Kondisi itu tentu berbeda jauh saat Maguwoharjo menyandingkan pertemuan Arema dan Persipura. Seluruh sisi tribun terisi penuh.
Pendukung masing-masing tim, Aremania dan Persipura Mania, hadir dalam jumlah besar. Mudahnya akses menuju Sleman dari Malang membuat Aremania tak ragu untuk memberikan dukungan langsung.
Sedangkan di Sleman dan sekitarnya, banyak masyarakat Papua yang menetap sehingga saat Persipura bertanding mereka tanpa pikir panjang hadir di stadion.
Akan tetapi, Ketua OC Piala Jenderal Sudirman, Letjen Agus Sutomo, memiliki catatan negatif.
"Saya senang stadion terisi penuh. Mungkin mencapai 25.000 orang. Namun, masih banyak perilaku yang tidak baik meski dalam taraf wajar," kata Letjen Agus.
Hal-hal tidak baik seperti dimaksud Agus adalah adanya cerawat yang dinyalakan dalam waktu pertandingan, khususnya di sisi tribun suporter Arema. Bahkan, akibat perilaku oknum suporter itu, pertandingan sempat dihentikan sekitar lima menit.
Tak hanya itu, banyak juga lemparan-lemparan botol menghujani lapangan lantaran suporter merasa tak puas terhadap keputusan wasit. Lemparan botol itu didominasi dari sisi suporter Persipura.
"Selanjutnya kami akan mengevaluasi kejadian-kejadian seperti itu. Kami ingin semua penonton tertib mematuhi peraturan," ucap Agus lagi.