Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jangan Harapkan Keajaiban dari Klopp

By Jumat, 11 Desember 2015 | 21:00 WIB
Manajer Liverpool, Juergen Klopp, mengaku kecewa saat Liverpool dikalahkan Newcastle United di stadion St James' Park, Newcastle, 6 Desember 2015. Juergen Klopp meminta media tidak membesar-besarkan peluang juara timnya. (MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES)

Juergen Klopp punya ciri khas dalam setiap tim yang ia asuh. Ia meminta timnya agar menekan jauh di wilayah permainan lawan demi mendapatkan kembali bola. Strategi itu punya julukan: gegenpressing.

Ketika kalah 0-2 dari Newcastle, Liverpool kehilangan intensitas tinggi dalam permainan gegenpressing. Tak cuma itu, situs Squawka mencatat pemain Liverpool membuat 124 operan salah!

Gegenpressing menjelma menjadi gegen-depressing karena permainan Liverpool membuat frustrasi.

"Apa yang salah? Hampir semuanya! Awal, pertengahan, dan akhir laga! Pertahanan kami di garis terakhir sebetulnya bagus, tetapi saya tidak melihat tekanan di lini ofensif," kata Klopp menilai performa timnya seperti dikutip Liverpool Echo.

[video]https://video.kompas.com/e/4650642525001_ackom_pballball[/video]

"Kekalahan ini layak, tapi sangat menyakitkan, seperti yang seharusnya. Kendati begitu, lebih mudah buat menderita kekalahan karena tampil buruk ketimbang saat main bagus. Kami punya peluang buat memperbaikinya," tutur Klopp lagi.

Setelah bermain imbang 0-0 lawan Sion pada Kamis (10/12/2015), Liverpool bakal menghadapi West Brom (13/12/2015). Bagaimana reaksi Si Merah saat kembali ke kompetisi Domestik?

Terbuai Klopp

Kekalahan dari Newcastle seolah menjadi bukti tak ada keajaiban dalam sepak bola. Klopp sejak awal menekankan bahwa timnya bukan kandidat juara.

"Apakah kamu gila?" ujar Klopp ketika menjawab peluang juara timnya usai mengalahkan Chelsea 3-1 di Stamford Bridge pada 31 Oktober silam.