Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Juergen Klopp punya ciri khas dalam setiap tim yang ia asuh. Ia meminta timnya agar menekan jauh di wilayah permainan lawan demi mendapatkan kembali bola. Strategi itu punya julukan: gegenpressing.
Ketika kalah 0-2 dari Newcastle, Liverpool kehilangan intensitas tinggi dalam permainan gegenpressing. Tak cuma itu, situs Squawka mencatat pemain Liverpool membuat 124 operan salah!
Gegenpressing menjelma menjadi gegen-depressing karena permainan Liverpool membuat frustrasi.
"Apa yang salah? Hampir semuanya! Awal, pertengahan, dan akhir laga! Pertahanan kami di garis terakhir sebetulnya bagus, tetapi saya tidak melihat tekanan di lini ofensif," kata Klopp menilai performa timnya seperti dikutip Liverpool Echo.
[video]https://video.kompas.com/e/4650642525001_ackom_pballball[/video]
"Kekalahan ini layak, tapi sangat menyakitkan, seperti yang seharusnya. Kendati begitu, lebih mudah buat menderita kekalahan karena tampil buruk ketimbang saat main bagus. Kami punya peluang buat memperbaikinya," tutur Klopp lagi.
Setelah bermain imbang 0-0 lawan Sion pada Kamis (10/12/2015), Liverpool bakal menghadapi West Brom (13/12/2015). Bagaimana reaksi Si Merah saat kembali ke kompetisi Domestik?
Terbuai Klopp
Kekalahan dari Newcastle seolah menjadi bukti tak ada keajaiban dalam sepak bola. Klopp sejak awal menekankan bahwa timnya bukan kandidat juara.
"Apakah kamu gila?" ujar Klopp ketika menjawab peluang juara timnya usai mengalahkan Chelsea 3-1 di Stamford Bridge pada 31 Oktober silam.
Pertanyaan itu muncul setelah Liverpool sanggup menang dan bermain sangat bagus. Performa apik itu terus berulang hingga satu laga sebelum melawan Newcastle, yakni ketika mengalahkan Southampton 6-1!
Sinyal Liverpool tak sempurna terlihat ketika kalah 1-2 dari Crystal Palace. Hanya, kepercayaan diri pemain dan penggemar kembali meningkat setelah Liverpool kembali menorehkan hasil-hasil mengesankan.
"Saya pikir publik mulai terbuai. Betul tim menjalani sejumlah partai bagus, tetapi tim ini belum sempurna karena ada beberapa penampilan buruk saat tim meraih kemenangan atau imbang," kata legenda Si Merah, Dietmar Hamann, di Sky Sports.
[video]https://video.kompas.com/e/4648979265001_ackom_pballball[/video]
Sebetulnya tak salah ketika publik mulai terbuai. Klopp pada jumpa pers perdananya bersama Liverpool mengajak fan berubah dari peragu menjadi sosok yang yakin. "Doubters into believers," kata Klopp.
Lantas, di mana posisi realistis yang wajar buat diharapkan oleh klub dan juga penggemar?
JUARA.net pernah membuat jajak pendapat soal posisi akhir Liverpool setelah Klopp datang pada Oktober silam.
Mayoritas pengunjung JUARA.net menyebut Liverpool bakal finis di peringkat empat.
"Saya tak pernah menyebut soal kandidat juara, jadi kenapa sekarang saya harus menjelaskan kenapa saya tidak termasuk dalam status itu?" ujar Klopp.
Penulis: ANGGUN PRATAMA