Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ini Plus-Minus Latihan di Pantai Menurut Samsul Arif

By Iwan Setiawan - Senin, 7 Desember 2015 | 08:45 WIB
Samsul Arif saat menjalani pemusatan latihan di Pantai Palekambang, Kab. Malang, pada 4-5 Desember 2015 sebagai persiapan tim jelang babak 8 beaar Piala Jenderal Sudirman. (IWAN SETIAWAN/JUARA)

Berakhir sudah sesi latihan fisik Arema Cronus untuk menyambut delapan besar Piala Jenderal Sudirman di Pantai Balekambang, Kabupaten Malang (4-5 Desember).

Terkait program itu, striker Arema Cronus, Samsul Arif, punya penilaian positif dan negatif. "Ada perlu dan tidaknya latihan di pantai," kata striker 30 tahun ini.

Sisi positif dari latihan itu tentu peningkatan fisik pemain. Fase delapan besar membutuhkan tenaga ekstra mengingat lawan yang dihadapi lebih berat seperti Persipura Jayapura, Surabaya United, dan Pusamania Borneo FC.

Selain itu, segi positif lain adalah kekompakan tim semakin terbentuk. Selama di Pantai Balekambang, pemain melewatkan waktunya untuk latihan dan bersantai bersama.

"Hasilnya sama seperti pemusatan latihan. Kekompakan pemain semakin bagus," ucap pemain kelahiran Bojonegoro Jawa Timur ini.

[video]https://video.kompas.com/e/4647961529001_ackom_pballball[/video]

Lalu, apa segi negatifnya? Dengan nada bercanda, Samsul menjawab satu segi negatif dari latihan di pantai. "Kulit kami menjadi hitam. Padahal, semua pemain Arema sedang ingin memiliki kulit putih," begitu ia bergurau.

Tentu segi negatif itu tidak sebanding dengan manfaat peningkatan fisik yang didapatkan pemain. Apalagi, sudah cukup lama pemain Arema tidak menggelar latihan di pantai.

Terakhir, Singo Edan latihan di pantai pada 2012. Waktu itu, kondisi tim Arema sedang compang-camping karena awal dualisme dengan Arema IPL, mayoritas pemain bintang kala itu lebih memilih ke IPL yang secara finansial lebih menjanjikan.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Piala Jenderal Sudirman 2015