Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada 15 Desember 2001, Rafael Benitez muda dalam tekanan besar pertamanya. Musim perdana melatih Valencia, Rafa di ambang pemecatan di tengah musim berjalan menyusul hasil-hasil buruk yang diraih Los Che.
Duel melawan Espanyol di Montjuic, stadion lama mereka, disebut momen penghakiman. Kalah di laga itu, maka Rafa 99 persen dipecat. Maklum, sebelum duel itu, Valencia cuma menang lima kali dalam 16 partai La Liga.
Pertandingan berjalan, realitasnya mengerikan. Valencia tertinggal 0-2 di babak pertama. Tapi, perlawanan terjadi. Valencia bangkit dan mencetak tiga gol di paruh kedua laga, memenangi duel dengan skor akhir 3-2.
Setelahnya adalah sejarah keajaiban. Valencia bisa menang lagi dalam 15 dari 21 pertandingan sisa! Los Che memuncaki klasemen liga di akhir musim, meraih titel liga domestik pertama dalam 31 tahun dengan keunggulan tujuh poin atas tim di posisi kedua, Deportivo La Coruna.
Sekitar 14 tahun berlalu, Rafa kini dalam situasi mirip, tetapi dengan pertaruhan yang barangkali lebih besar. Ia tak lagi melatih Valencia, tapi Real Madrid dengan segala sorotan dan tekanan.
Rafa juga dalam posisi tak menarik. Sampai duel melawan Rayo Vallecano di kandang pada akhir pekan lalu, namanya terus disoraki Madridistas di Santiago Bernabeu.
Namun, duel 19 Desember 2015 itu barangkali akan menjadi momentum keajaiban yang dinanti pelatih berusia 55 tahun tersebut. Madrid menang sensasional, dengan skor 10-2 atas Vallecano. Trio BBC Madrid semua mencetak gol.
“Sangat positif kalau melihat trio BBC bermain begitu bagus. Sebuah bukti kalau kami bisa memanfaatkan ruang di pertahanan lawan. Permainan kami sangat efektif,” tutur pemain sayap Madrid, Alvaro Vazquez, di situs klub.
“Sekarang kami punya waktu istirahat beberapa hari dan kemudian akan kembali dengan kondisi yang jauh lebih siap saat melawan Real Sociedad,” katanya lagi.
Kutukan
Vazquez cs. harus memastikan mereka memegang ucapannya. Madridistas adalah salah satu fan paling penuntut dan mereka tak segan menunjukkannya lagi di Bernabeu ketika menyambut kedatangan Sociedad dalam laga tutup tahun (30/12/2015).
Start Madrid sudah begitu bagus, kemenangan telak dengan skor masif. Kemenangan ini pun berbarengan dengan momen Los Blancos melepas apa yang disebut Marca sebagai kutukan di dada!
Ya, laga melawan Vallecano adalah kali pertama sepanjang 2015 Madrid bermain memakai jersey tanpa logo kampiun Piala Dunia Klub di dada kanan.
Duel melawan Vallecano dihelat beberapa jam usai Barcelona memastikan diri sebagai juara baru PD Klub edisi 2015, menggantikan Madrid sang juara 2014.
Emblem tersebut seharusnya adalah sebuah prestasi bagus, tapi nyatanya tak diapresiasi oleh fan. Marca tak segan mengklaim logo tersebut sebagai kutukan.
Sejak Los Blancos memakai logo tersebut per 3 Januari 2015, mereka tidak meraih titel sama sekali, kalah kandang-tandang di El Clasico, kekalahan kandang terbesar di derbi Madrid, badai cedera pemain, bahkan pemecatan Carlo Ancelotti!
Laga pertama usai melepas logo? Madrid menjadi tim pertama yang mencetak 10 gol di La Liga sejak 1960, ketika mereka menang 11-2 atas Elche.
Trio BBC menyumbang sembilan gol di duel kontra Vallecano itu, rekor baru mereka di sebuah pertandingan. Rekor sebelumnya adalah delapan gol yang mereka ciptakan saat melawan Granada pada 5 April lalu.
Bale bikin empat gol plus satu assist. Karim Benzema membuat hattrick lagi, yang kedua dalam 12 hari. Cristiano Ronaldo bikin dua gol, salah satunya dari titik penalti, dan satu assist. Jelas sebuah pertanda positif yang diakui oleh Benitez sendiri.
“Tak masalah tanpa logo PD Klub. Emblem terpenting di dunia adalah logo ini,” tutur Benitez pada saat konferensi pers sembari menunjuk dada kirinya tempat logo Real Madrid dipasang.
Penulis: Rizki Indra Sofa