Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Peringatan Keras buat Para Penari AS Roma

By Minggu, 29 November 2015 | 17:00 WIB
Alessandro Florenzi, saat suksesmembawa AR Romamengalahkan Fiorentina di Stadio Artemio Franchi pada 25 Oktober 2015. (GABRIELE MALTINTI/GETTY IMAGES)

"Pesaing" terdekat Sang Serigala ialah Inter pada 2006-07. Ketika itu, La Beneamata menderita 14 gol dalam 13 pekan perdana dan menyelesaikan musim sebagai kampiun.

Baca Juga: Duel Klasik 26 November: Gol Voli Spektakuler Totti

Apabila mengacu pada tradisi kompetisi, modal difesa tangguh memang menjadi faktor pendukung yang kuat bagi sebuah tim untuk menjadi juara.

Sebanyak 40 dari 81 edisi Serie A berakhir dengan gelar scudetto jatuh kepada tim pemilik pertahanan terbaik. Catatan itu tidak termasuk gelar untuk Juventus pada 2004-05 dan 2005-06, yang dicopot akibat skandal calciopoli.

Jika dikerucutkan lagi, tim juara dalam delapan musim terakhir selalu mereka yang memiliki difesa terbaik di liga.

Dalam periode sama, Inter 2008-09 dan 2009-10 serta Juventus dua musim terakhir melengkapi kompetisi dengan status tim tersubur sekaligus tertangguh.

Perombakan Bek

Kerapuhan sektor belakang Roma musim ini terbilang tak biasa mengingat Garcia pada awal kedatangannya di Olimpico justru tampak lebih mengedepankan ketangguhan pertahanan.

Pada periode perdananya di Roma (2013-14), Garcia membuat I Lupi cuma menderita tiga gol dalam 13 pekan pertama. Semusim berikutnya, gawang Sang Serigala hanya bobol sembilan kali dalam jumlah pertandingan yang sama.

Direktur Olah Raga I Giallorossi, Walter Sabatini, menganalisis bahwa kondisi ini berkaitan erat dengan gencarnya perombakan yang terjadi di sektor pertahanan.

Pada musim 2013-14, soliditas mereka terbantu sokongan duet bek tengah Mehdi Benatia-Leandro Castan. Kombinasi itu berpisah pada 2014-15 karena Benatia hijrah ke Bayern Muenchen, sedangkan Castan diterpa cedera hampir semusim penuh.