Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bukan cuma sekali atau dua kali Olivier Giroud menerima kecaman dari suporter Arsenal sendiri. Hanya, sang bomber juga kerap meledak saat kualitasnya diragukan.
Musim 2015-2016 bisa dibilang merupakan periode terberat dalam perjalanan karier Giroud. Belum pernah sebelumnya ia tersisihdari tim utama seperti ketika kalah bersaingdari Theo Walcott di awal musim ini.
Suporter tak pernah ada di belakangnya. Oktober silam misalnya, Metro melansir betapa Giroud punya rasio gol terhadap menit bermain terbaik di Liga Inggris (88,8menit per gol ketika itu).
Satistik tersebut diabaikan dan cuma menjadi bahan olok-olok.
"Ini hal baru yang tak pernah saya alami sebelumnya, baik di Tours, Montpellier, atau Arsenal. Saya harus memetik hikmah dan lebih menggembleng diri dalam hal mental," katanya beberapa waktu lalu di Guardian.
[video]https://video.kompas.com/e/4661331762001_ackom_pballball[/video]
Sikap keras terhadap diri sendiri, ditambah campur tangan dewi fortuna dalam bentuk cedera betis Walcott pada akhir Oktober, yang mungkin membantu Giroud bangkit.
Lelaki berumur 29 tahun ini kembali menjadi ujung tombak utama dan memukau dengan lima gol dalam tiga partai pamungkas Arsenal.
Diuji
Kebangkitan Giroud tentu membuat pelatih Arsene Wenger jemawa. Bagaimana tidak? Wenger selama ini keukeuh menyebut Giroud sebagai salah satu striker terbaik di dunia.