Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Data yang dikeluarkan Premier League pada Januari 2015 menyebut bahwa Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, adalah figur yang sangat suka melakukan pergantian pemain.
Menurut studi tersebut, rata-rata Pellegrini melakukan 2,92 pergantian pemain pada setiap pertandingan. Catatan ahli strategi asal Cile itu cuma kalah dari Manajer Chelsea, Jose Mourinho (melakukan 2,93 pergantian pemain per gim).
Manajemen pergantian pemain yang oke membantu Mourinho memenangi tiga titel Premier League. Pellegrini? Ia menggebrak Inggris di musim perdana via trofi Premier League dan Piala Liga 2013-14 yang dipersembahkannya buat City.
Dalam falsafah sepak bola modern, pergantian pemain sangat diperlukan sebagai sarana pelatih untuk mengubah strategi atau bentuk upaya menghindarkan pemain andalan dari serangan kelelahan.
Hobi Pellegrini mengganti pemain sempat dikritisi oleh fan maupun pengamat sepak bola Inggris usai Man. City membekap Newcastle 6-1 pada pekan ke-8 Premier League 2015-16.
Ketika itu, Pellegrini disebut membuyarkan misi Sergio Aguero untuk menjadi pemain pertama yang sanggup mengemas enam gol di sebuah laga Premier League. Empat menit setelah melesakkan gol kelimanya ke gawang Newcastle, Aguero ditarik keluar oleh Pellegrini.
Alasan Pellegrini mengganti Aguero waktu itu adalah ia cemas cedera sang striker andalan akan lebih parah jika dipaksa bermain penuh. Perihal pergantian pemain kembali membuat Pellegrini disorot, terlebih setelah Man. City menderita kekalahan telak 1-4 dari Liverpool di Etihad pada pekan ke-13 Premier League 2015-16.
Pellegrini disebut terlalu lama menyadari bahwa ia menurunkan susunan starter yang salah saat bersua Liverpool. Eks pelatih Villarreal dan Real Madrid itu menunggu jeda babak buat memasukkan Fernandinho dan Fabian Delph guna menggantikan Yaya Toure serta Jesus Navas.
Keputusan Pellegrini itu berlawanan dengan keinginan fan yang ingin melihat pergantian pemain dilakukan sebelum babak I duel kontra Liverpool kelar. City menjadi bulan-bulanan Liverpool di paruh pertama laga dan sempat tertinggal 0-3.
Dosa lain Pellegrini di partai melawan Liverpool adalah memercayakan pos bek tengah kepada Martin Demichelis dan Eliaquim Mangala. Fan lebih suka jika Mangala dipasangkan dengan Nicolas Otamendi alih-alih Demichelis. Akan tetapi, Pellegrini bisa berdalih bahwa Otamendi tak berada dalam kondisi 100 persen bugar usai selalu tampil penuh bersama Argentina di sepasang partai Kualifikasi Piala Dunia 2018 versus Brasil dan Kolombia.
"Saya tak akan menjelaskan pilihan starter saya dan akan menurunkan tim itu lagi," ujar Pellegrini seusai bentrokan melawan Liverpool.
Meski bermain buruk, Demichelis dan Mangala tetap dibiarkan mentas secara penuh oleh Pellegrini di partai versus Liverpool.
Sang pelatih sepertinya ingin menjaga betul aspek psikologis dua bek tengahnya, terutama Demichelis yang dalam dua kesempatan menjadi starter, selalu melihat timnya dibobol empat kali oleh lawan.
Kebijakan Pellegrini itu didukung oleh pandit Sky Sports dan legenda Manchester United, Gary Neville.
"Hal yang akan Anda pikirkan sebagai manajer adalah efek di ruang ganti saat Anda menarik keluar pemain pada 15 atau 20 menit awal laga begitu besar. Pellegrini membiarkan timnya tertinggal satu sampai tiga gol, sebab gambar yang lebih besar adalah menjaga kebersamaan skuat sepanjang musim daripada kehilangan spirit itu di satu pertandingan," tutur Neville.