Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Usai duel berakhir, Cerci beriringan dengan El Clasico sebagai salah satu topik terhangat pengguna Twitter di Indonesia. Bukan penampilan hebat yang membuat nama pemain binaan akademi Roma itu menjadi bahasan.
"Cerci? Saya marah kepadanya sebab ia selalu datang menjemput bola tanpa pernah sanggup merangsek jauh ke depan. Ia harus mengubah pergerakannya untuk membuat hidup bek lawan lebih sulit," kata Mihajlovic seusai laga kontra Juve di Sport Mediaset.
Cerci dianggap sebagai salah satu biang keladi kekalahan 0-1 Milan dari Juventus. Ada yang menyebut Cerci kartu mati, ada pula yang bilang kalo pemain berusia 28 tahun itu lebih sering jatuh ketimbang melewati lawan.
Komentar tersebut tak keliru. Di sepanjang bentrokan kontra Juve, Cerci empat kali jatuh mencium tanah karena dilanggar dan cuma mencatat tiga dribel sukses.
Fan Milan atau penikmat sepak bola Italia pasti sudah hafal betul pergerakan khas Cerci. Dalam posisi membelakangi lawan, ia biasanya akan meminta bola dari bek kanan Milan.
Jika memungkinkan, Cerci akan mendorong bola ke depan dan mengajak lawan adu lari. Namun, skenario kedua lebih sering terjadi di mana Cerci berupaya menahan bola, jatuh tersungkur, dan berharap belas kasihan dari wasit berupa peluit tanda pelanggaran.
Selain memutus aliran permainan, kecenderungan Cerci terjatuh juga menghilangkan momentum Milan untuk melakukan serangan balik. Momen pelanggaran memunculkan jeda yang kemudian dimanfaatkan lawan untuk menata posisi dan merapatkan pertahanan mereka.
"Cerci? Saya marah kepadanya sebab ia selalu datang menjemput bola tanpa pernah sanggup merangsek jauh ke depan. Ia harus mengubah pergerakannya untuk membuat hidup bek lawan lebih sulit," kata Mihajlovic seusai laga kontra Juve di Sport Mediaset.
Kepantasan Cerci mendapatkan krtik didukung oleh data statistik. Ia dan M'Baye Niang merupakan pemain Milan yang paling sering gagal kala berupaya melewati lawan (2,3 dribel gagal per 90 menit bermain).