Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Alessio Cerci, Solusi atau Kartu Mati?

By Jumat, 27 November 2015 | 11:02 WIB
Penampilan Alessio Cerci di partai melawan Juventus pada pekan ke-13 Serie A 2015-16 memancing kemarahan pelatih Milan, Sinisa Mihajlovic. (Valerio Pennicino/GETTY IMAGES)

Alessio Cerci sempat digadang-gadang bisa menjadi solusi permasalahan AC Milan racikan Filippo Inzaghi pada musim 2014-15.

Ketiadaan penyerang kidal adalah salah satu alasan yang diapungkan Inzaghi saat ia gagal mengantar Milan ke papan atas pada pertengahan musim Serie A 2014-15. Menurut Inzaghi, skema 4-3-3 racikannya akan ideal bila ia dibekali pemain berkaki kuat kiri yang cakap melakukan tusukan ke arah dalam.

Inzaghi kala itu mencoba mengakali situasi dengan cara menyulap pemain kidal asal Jepang, Keisuke Honda, sebagai inverted winger (penyerang sayap yang dimainkan di sisi berlawanan dengan kaki kuat si pemain).

Honda, yang rutin mengisi pos penyerang kanan, boleh dibilang tak bermain di posisi ideal mengingat ia adalah tipikal pemain nomor 10 yang biasa berdiri di belakang ujung tombak.

Cerci, si kidal yang sudah diminati Inzaghi sebelum musim 2014-15 bergulir, akhirnya direkrut Milan pada Januari 2015.

Lantaran tak mendapatkan menit tampil layak bersama Atletico Madrid, pemain yang sempat dijuluki Thierry Henry dari Valmontone itu rela menjalani kontrak peminjaman selama 18 bulan bersama Milan.

Hanya, Cerci ternyata tak sanggup membawa Milan menuju prestasi yang lebih baik. Bahkan ia kesulitan mendapatkan status pemain inti pada paruh kedua Serie A 2014-15.

Peruntungan Cerci sedikit membaik kala tongkat estafet kepelatihan Milan berpindah dari tangan Inzaghi ke Sinisa Mihajlovic. Cerci rutin mengisi susunan starter il Diavolo Rosso (Setan Merah) sejak Mihajlovic konsisten memakai formasi 4-3-3 pada pekan kedelapan Serie A 2015-16.

Cerci memang belum bikin gol, namun ia mendapatkan kredit atas operannya kepada Carlos Bacca di partai versus Sassuolo (2-1) yang berujung penalti, plus tembakannya di laga kontra Lazio (3-1) yang memicu gol Andrea Bertolacci.

Tak aneh jika kemudian nama Cerci muncul lagi di susunan starter Milan yang mentas di markas Juventus pada pekan ke-13 Serie A, Sabtu (21/11/15).

Usai duel berakhir, Cerci beriringan dengan El Clasico sebagai salah satu topik terhangat pengguna Twitter di Indonesia. Bukan penampilan hebat yang membuat nama pemain binaan akademi Roma itu menjadi bahasan.

"Cerci? Saya marah kepadanya sebab ia selalu datang menjemput bola tanpa pernah sanggup merangsek jauh ke depan. Ia harus mengubah pergerakannya untuk membuat hidup bek lawan lebih sulit," kata Mihajlovic seusai laga kontra Juve di Sport Mediaset. 

Cerci dianggap sebagai salah satu biang keladi kekalahan 0-1 Milan dari Juventus. Ada yang menyebut Cerci kartu mati, ada pula yang bilang kalo pemain berusia 28 tahun itu lebih sering jatuh ketimbang melewati lawan.

Komentar tersebut tak keliru. Di sepanjang bentrokan kontra Juve, Cerci empat kali jatuh mencium tanah karena dilanggar dan cuma mencatat tiga dribel sukses.

Fan Milan atau penikmat sepak bola Italia pasti sudah hafal betul pergerakan khas Cerci. Dalam posisi membelakangi lawan, ia biasanya akan meminta bola dari bek kanan Milan.

Jika memungkinkan, Cerci akan mendorong bola ke depan dan mengajak lawan adu lari. Namun, skenario kedua lebih sering terjadi di mana Cerci berupaya menahan bola, jatuh tersungkur, dan berharap belas kasihan dari wasit berupa peluit tanda pelanggaran.   

Selain memutus aliran permainan, kecenderungan Cerci terjatuh juga menghilangkan momentum Milan untuk melakukan serangan balik. Momen pelanggaran memunculkan jeda yang kemudian dimanfaatkan lawan untuk menata posisi dan merapatkan pertahanan mereka.

"Cerci? Saya marah kepadanya sebab ia selalu datang menjemput bola tanpa pernah sanggup merangsek jauh ke depan. Ia harus mengubah pergerakannya untuk membuat hidup bek lawan lebih sulit," kata Mihajlovic seusai laga kontra Juve di Sport Mediaset.

Kepantasan Cerci mendapatkan krtik didukung oleh data statistik. Ia dan M'Baye Niang merupakan pemain Milan yang paling sering gagal kala berupaya melewati lawan (2,3 dribel gagal per 90 menit bermain).

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P