Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Striker Liverpool, Christian Benteke (25), sejauh ini kesulitan unjuk gigi di hadapan pelatih baru Liverpool, Juergen Klopp. Sejak pelatih asal Jerman itu datang, Benteke terus linglung.
Bukan rahasia lagi kalau Klopp menuntut pergerakan tinggi dari para strikernya. Keberhasilannya meroketkan Robert Lewandowski di Dortmund menjadi salah satu cerita sukses sang pelatih.
Benteke penuh tenaga, eksplosif, dan tangguh di udara tapi ia bukan striker paling rajin sedunia.
Penampilannya kala Liverpool terjengkang di Newcastle akhir pekan lalu menuai banyak kritik. Liverpool Echo menyebut pergerakan Benteke di St James' Park seluewes patung.
Daniel Sturridge membuat lini depan Liverpool lebih hidup setelah ia masuk menggantikan Benteke di Newcastle.
Benteke memang terlihat kesulitan beradaptasi dalam 4-3-3 atau 4-2-3-1 Klopp.
Statistik dalam empat laga terakhir pun menunjukkan hal tersebut. Benteke hanya bisa mencatatkan sekali tembakan tepat sasaran kendati melepas sembilan usaha secara total.
Dalam rentang waktu sama, bomber Watford, Odion Ighalo, melepas 13 tembakan tepat sasaran!
Oke lah, mungkin statistik Ighalo menggila dan di atas rata-rata bomber Premier League. Namun, eks striker The Reds, Andy Carroll, masih berhasil mencatatkan 3 usaha tepat sasaran dari empat laga terakhir memperkuat West Ham.
Jumlah sama juga dicatatkan Diego Costa yang tengah mendapat banyak kritik di Chelsea.
Padahal, selain City, lawan-lawan Liverpool merupakan klub-klub yang secara profil masih di bawah mereka: West Brom, Newcastle, dan Swansea.
Akurasi rendah sang pemain bukan produk sampingan dari ketidak mampuannya menemukan posisi di area terlarang.
Selama empat laga terakhir, Benteke menyentuh bola 26 kali di kotak penalti musuh. Jumlah itu termasuk tinggi, ia pemain keempat terbaik dalam urusan jumlah sentuhan di kotak penalti dalam empat laga terakhir.
Permasalahannya terletak lebih dari fakta bahwa Benteke kesulitan menemukan jati dirinya di bawah Klopp.
Benteke merupakan eksperimen pertama Liverpool dengan striker target man semenjak mendepak Carroll dua tahun silam.
Ia datang karena Brendan Rodgers memerlukan Plan B dengan bermain bola-bola lambung ketika permainan bola pendek favoritnya mandek sepeninggalan Luis Suarez dan Sturridge yang terus-terusan cedera.
Klopp kini tampak tidak (atau setidaknya belum) menemukan kegunaan memainkan serangan udara.
Alhasil, Benteke dihadapkan dengan tugas sesulit menegakkan benang basah.
Sebagai salah satu pembelian termahal Liverpool sepanjang masa, ia dituntut harus tampil tiap pekannya.
Akan tetapi, tiap pertandingan berselang ia membuktikan bahwa karakternya tak cocok dengan kriteria sang pelatih mengenai striker ideal.
Hanya satu cara yang dapat membuat Benteke lepas dari kritik: mencetak gol demi gol. Apakah ia bisa melakukannya?