Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fakta Menarik Pelatih Napoli, Dari Karyawan Bank Sampai Drone

By Beri Bagja - Kamis, 3 Desember 2015 | 20:46 WIB
Ekspresi pelatih Napoli, Maurizio Sarri, dalam laga Serie A melawan Udinese di San Paolo, 8 November 2015. (Maurizio Lagana/Getty Images)

 Pada Desember 2011, Maurizio Sarri dipecat oleh Sorrento, klub Lega Pro Prima atau kompetisi level ketiga di Italia. Nyaris empat tahun kemudian, ia membawa Napoli ke puncak klasemen Serie A.

Pada awalnya, kapasitas Sarri dalam memimpin klub sekelas Napoli diragukan banyak pihak. Hal itu wajar mengingat daftar riwayat hidup sang pelatih mayoritas diisi butir-butir pengalaman membesut tim semenjana, bahkan amatir.

Namun, lelaki berusia 56 tahun ini membuktikan bahwa kualitas itu bersifat permanen, tak peduli di tempat mana pun dia bekerja. Hasilnya manjur. Untuk pertama kali dalam 25 tahun terakhir, pengganti Rafa Benitez sejak musim panas lalu itu sukses mendongkrak Napoli sebagai penguasa tunggal klasemen Serie A.

Siapa sebenarnya Sarri? Mari mengenal lebih dekat pria eksentrik ini melalui lima fakta berikut.

Mulai dari Bawah

Maurizio Sarri adalah contoh sempurna dari tahap evolusi dalam karier kepelatihan di Italia. Ia memulai perjalanan sebagai peramu taktik di jenjang paling bawah bersama klub-klub regional. Klub pertamanya adalah Stia, sebuah tim amatir yang berasal dari Provinsi Arezzo, pada 1990-1991.

Ia melakoni debut di level profesional bersama Sangiovannese (2003-2005) di Serie C2 dan Serie C1 alias Divisi IV dan III dalam sistem kompetisi Italia. Pada 2005-2006, kariernya meningkat lagi dengan menukangi Pescara di Serie B.

Semusim berikutnya, Sarri bergabung ke Arezzo sebagai pengganti Antonio Conte yang dipecat. Setelah itu, pria berkaca mata tersebut berkelana di enam klub berbeda hingga menetap di Empoli dan membawa mereka promosi ke Serie A 2014-2015.

Debutnya di kasta tertinggi Liga Italia langsung menyita perhatian. Empoli dibuatnya menjadi tim kerikil pengganggu raksasa meski bermodal materi skuat seadanya. Kinerja Sarri musim lalu cukup meyakinkan statusnya sebagai pengganti Benitez di Napoli.


Maurizio Sarri mengamati secara serius anak buahnya ketika masih di Empoli saat menghadapi Reggina dalam partai Serie B, 25 Agustus 2012.(Gabriele Maltinti/Getty Images)

Anti-media sosial

Tidak seperti Rafa Benitez atau Massimiliano Allegri, Sarri bukan tipe pelatih yang eksis di dunia maya. Dia tak punya akun media sosial. Pria kelahiran 10 Januari 1959 itu lebih memilih media komunikasi dengan metode konvensional.

Napoletano

Bergabungnya Sarri di Napoli berarti mengembalikannya ke klub favorit semasa kecil. Sebagai Napoletano (orang dari Napoli), ia lahir di Bagnoli, sebuah distrik industri di Campania, Napoli. Ayahnya seorang pekerja alat-alat berat.

Keluarganya pindah ke Figline Valdarno, Firenze, ketika Sarri masih berusia lima tahun. Ketika itu, Sarri satu-satunya bocah pendukung Napoli di antara teman sepermainan di Firenze. Ia sangat mengagumi gelandang jagoan Napoli era 1960 dan 1970-an, Antonio Juliano.

"Ketika berumur 17 tahun, saya menyaksikan laga Fiorentina melawan Napoli di Stadion Artemio Franchi, tentu saja dengan berada di tribun tim tandang," ucapnya kepada Il Mattino.

Mirip Arrigo Sacchi

"Untuk menjadi seorang joki, Anda tak perlu menjadi kudanya lebih dulu." Kalimat populer itu diucapkan eks pelatih Milan, Arrigo Sacchi, pada awal kedatangannya di Rossoneri.

Sacchi mengutarakannya sebagai respons buat pihak-pihak yang meragukannya bakal sukses lantaran tak memiliki latar belakang sebagai pemain hebat. Faktanya, dia sukses membawa Milan berjaya pada akhir 1980-an. Nasib Sacchi hampir sama seperti Sarri.

Berbeda dari Roberto Mancini, Vincenzo Montella, atau Allegri, yang kondang sebagai pemain sebelum beralih fungsi menjadi pelatih, pengalaman Sarri sebagai pesepak bola amat minim. Dulunya, dia seorang bek. Pernah melakoni uji coba bersama Fiorentina dan Torino, tapi tak kunjung ditawari kontrak.

Sarri lantas mencoba peruntungan bersama klub lokal asal Firenze, Figline. Saat itu, Figline dilatih oleh salah satu mantan striker terhebat di Serie A, Kurt Hamrin.

"Saya pernah melatih Sarri, tapi lebih banyak di bangku cadangan. Tentu saya tak menyangka dia akan menjadi pelatih bagus," kata Hamrin, 81 tahun, pada Oktober lalu.

Karena karier pemainnya tidak cemerlang, Sarri menghabiskan 25 tahun lebih sebagai pelatih klub. Akibat hal itu pula Sarri mencari penghidupan lain. Ia bekerja sebagai karyawan Monte dei Paschi di Siena, bank tertua di dunia yang masih beroperasi.

Ia disebutkan menjabat sebagai corporate financial analyst. Posisi yang menggiurkan. Ketika sedang tidak bekerja, Sarri menanggalkan jas dan berganti memakai setelan training untuk melatih klub-klub amatir di wilayah Toscana. Bersama Antella (1996-1998), ia masih memegang dua tugas berbeda: menangani transaksi di perusahaannya sekaligus menolong klub promosi ke Divisi V!

Sarri baru mendedikasikan secara penuh hidupnya sebagai pelatih sepak bola ketika membesut Tegoleto pada usia 40 tahun (1999). 

Maniak Statistik

Sarri lulus dari akademi kepelatihan Coverciano pada 2006 dengan tesisnya yang berjudul La Preparazione Settimanale della Partita. Isinya mengenai tahap-tahap persiapan yang dilakukan tim untuk menghadapi pertandingan dalam sepekan.

Dari tesis tersebut dapat dilihat tabiat kejelian dan ketelitian Sarri dalam mengelola tim. Ia disebut sebagai maniak skema dan statistik. Saat masih melatih Sansovino (2000-2003), Sarri mendapat julukan Mister 33 dari seorang jurnalis.

Sebutan itu muncul karena sang pelatih diyakini menggunakan 33 skema berbeda buat pemainnya untuk mengeksekusi bola mati! Hal itu sukses diterapkan bersama Empoli karena klub tersebut sangat berbahaya dalam setiap situasi set-piece bagi lawan.

Pada awal kedatangannya di Napoli, Sarri langsung menerapkan metode baru yang unik. Ia memantau gerakan setiap pemain saat latihan menggunakan drone atau pesawat kecil tanpa awak. Hasil pemantauan via udara itu direkam, dianalisis, dan diolah dalam bentuk statistik untuk dikaji oleh staf ahli yang dibentuknya.

Sarri juga memiliki kebiasaan langka yang jarang terlihat zaman sekarang di sepak bola: merokok di tepi lapangan! Dalam sesi latihan bersama Napoli, ia bahkan mengisap batang tembakau itu sambil menuangkan segelas espresso. Wah!

"Saya masih merokok seperti dulu dan akan selalu mengenakan setelan training dalam hari pertandingan. Saya tidak banyak mengubah cara saya sejak melatih di level amatir," katanya.

 

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P