Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajemen klub Liverpool telah mengambil kebijakan untuk mengurangi 15 persen jumlah pemain muda di akademi mereka. Hal ini dilakukan The Reds sebagai upaya menaikkan standar.
Langkah ini bukan kali pertama dilakukan oleh Liverpool. Tahun lalu mereka telah memotong jumlah pemain di akademi dari 240 menjadi kurang dari 200.
Meski kehilangan banyak pemain, direktur tim muda Alex Inglethorpe justru mendukung langkah ini. Ia mengatakan bahwa The Reds ingin mengutamakan kualitas ketimbang kuantitas.
"Definisi akademi adalah membuat tim tersebut menjadi tempat elite. Semua orang tua dan pemain harus merasa memiliki kesempatan besar bahwa mereka nantinya akan bermain untuk Liverpool," ungkap Inglethorpe kepada Liverpool Echo.
"Seringkali orang tua dan para pemain merugikan diri mereka sendiri karena mengirim anaknya hanya untuk memenuhi kuota. Hal tersebut tidak tepat," sebutnya.
"Pada akhirnya mereka pergi ke klub lain dan merasa bahagia karena memiliki kesempatan yang jauh lebih baik dengan bermain secara teratur," lanjut Inglethorpe.
Produktivitas akademi Liverpool saat ini tengah menurun. Hal ini terlihat pada laga derbi Merseyside pertama musim ini bahwa untuk pertama kalinya sejak final Piala FA 1986, tidak ada satu pun pemain kelahiran lokal berada di dalam susunan pemain utama .
Jordan Rossiter, Connor Randall, dan Jon Flanagan adalah beberapa lulusan terkini akademi. Akan tetapi, mereka kesulitan mendapat waktu ermain.
Inglethorpe mengatakan bahwa akademi hanya perlu fokus pada mereka yang berbakat jika ingin bisa memasok pemain untuk tim utama secara konsisten.