Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manchester United memenangi dua laga perdana di semua ajang pada November. Sorotan paling terang dihadapkan kepada sayap United, Jesse Lingard.
Pemain berusia 22 tahun itu membuat satu assist untuk gol Wayne Rooney dalam kemenangan 1-0 atas CSKA Moskva di Liga Champion (3/11).
Lingard kemudian menyarangkan satu gol guna membantu United menang 2-0 atas West Brom dalam lanjutan Premier League (7/11).
Dari jajak pendapat yang dilakukan situs United kepada para suporter, Lingard menjadi pemain terbaik dalam dua pertandingan tersebut.
Sinar Lingard yang sedang terang di United mau tidak mau memakan korban, yakni Memphis Depay.
Manajer United, Louis van Gaal, menempatkan Lingard sebagai sayap kiri, posisi yang selama ini kerap dioperasikan Memphis.
Terkait Memphis, pemuda berusia 21 tahun itu sudah tidak tampil di EPL sebulan terakhir.
Laga kekalahan 0-3 atas Arsenal (4/10) adalah aksi terakhir Memphis di EPL musim ini. Saat itu, ia hanya bermain 45 menit.
Van Gaal sesungguhnya telah menurunkan beberapa pemain sebagai sayap kiri. Selain Memphis dan Lingard, ada Ashley Young dan Anthony Martial yang rutin dipercaya pada peran itu.
Namun, Young dan Martial sering diuji dengan posisi lain oleh Van Gaal.
Belakangan, Young ditempatkan sebagai bek kanan. Ia juga pernah bermain sebagai bek kiri dan sayap kanan musim ini. Sementara itu, Martial dapat beroperasi sebagai penyerang tengah dalam skema 4-2-3-1.
Praktis, berdasarkan kondisi terkini, hanya Lingard dan Memphis yang memperebutkan tempat di sayap kiri.
Siapa yang lebih baik bermain sebagai sayap kiri? Mempertimbangkan sumbangsih dalam dua gim terakhir, tentu Lingard berada di atas Memphis.
Hanya, jika Lingard tidak hati-hati, Memphis bisa kembali menyegel posisi sayap kiri di skuat utama United.
Van Gaal berulang kali menyebut Memphis dalam proses adaptasi dengan sepak bola Inggris.
Jika Memphis telah selesai beradaptasi dan menemukan ketajamannya kembali seperti saat ia masih memperkuat PSV, United akan memiliki dua sayap kiri penuh potensi dalam diri Lingard dan Memphis.
Akademi vs Harapan Mahal
Ada alasan mengapa Lingard pantang puas akan pencapaiannya di dua penampilan terakhir untuk United.
Saat ini, kompetisi liga-liga Eropa kembali libur karena berlangsungnya jeda laga internasional selama dua pekan.
Kadangkala, pemain yang sempat menikmati performa bagus di liga tampil kurang oke setelah membela tim nasional.
Memphis menjadi contoh nyata. Sempat menjadi starter bagi United di awal musim, ia kini bukan pilihan utama Van Gaal sejak Belanda gagal lolos ke putaran final Euro 2016 pada pertengahan Oktober.
Siapa yang bakal merebut hati Van Gaal cukup menarik untuk disimak lantaran perbedaan status antara Lingard dan Memphis.
Lingard merupakan jebolan akademi United yang harus berpetualang sebagai pinjaman di beberapa klub sebelum sukses menembus skuat utama.
Di sisi lain, Memphis adalah pemuda yang dibebani sejuta harapan dari suporter sejak diboyong dari PSV seharga 25 juta pound dan setuju menggunakan nomor punggung legendaris, 7.
STATISTIK LINGARD
Vs CSKA | Aspek | Vs West Brom |
90 | Menit | 90 |
0 | Gol | 1 |
1 | Assist | 0 |
4 | Tembakan | 3 |
1 | Tembakan Akurat | 1 |
6 | Dribel Sukses | 2 |
90,4% | Akurasi Operan | 87,1% |
STATISTIK DI EPL 2015/16
Memphis | Aspek | Lingard |
8 | Laga | 4 |
589 | Menit | 169 |
1 | Gol | 1 |
0 | Assist | 0 |
3,1 | Tembakan* | 1,3 |
81,3% | Akurasi Operan* | 82,5% |
0,5 | Umpan Kunci* | 0,5 |
1,4 | Dribel Sukses* | 0,8 |
4 | Kehilangan Bola* | 0,3 |
2,1 | Kontrol Buruk* | 0,8 |
Ket: * = Rata-rata per laga