Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam 12 pertandingan di Serie A musim ini, Inter Milan baru mencetak 12 gol. Namun, mereka tak butuh mencetak gol banyak-banyak untuk bersaing di jalur scudetto.
Berbekal catatan rasio hanya satu gol per partai, Inter berada di peringkat kedua klasemen. Raihan poin mereka sama banyak dengan sang pemuncak, Fiorentina. Kunci kekuatan Nerazzurri ialah ketangguhan lini belakang. Mereka baru menderita tujuh gol.
Yang menarik, koleksi 12 gol milik Inter cuma lebih baik dari lima tim paling buncit di klasemen: Bologna (11 gol), Udinese (10), Frosinone (11), Verona (8), dan Carpi (10). Sejak era konversi tiga poin untuk satu kemenangan diperkenalkan di Serie A 21 tahun silam, produktivitas Inter saat ini hanya kalah tumpul dari skuat mereka musim 1994-95.
Dalam 12 pekan awal musim tersebut, Inter cuma mencetak 11 gol. Nilai positifnya ialah lini depan mereka kala itu termasuk tajam. Seluruh gol disumbangkan oleh para pemain ofensif. Mereka ialah Ruben Sosa (5 gol), Darko Pancev dan Marco Delvecchio (2), serta Dennis Bergkamp dan Davide Fontolan (1).
Bandingkan dengan situasi sekarang. Pemain berkarakter ofensif yang sudah mencetak gol hanya Mauro Icardi (3), Stevan Jovetic (3), dan Ivan Perisic (2). Sisa empat gol berasal dari rekening gelandang, yakni Fredy Guarin, Felipe Melo, Gary Medel, dan Geoffrey Kondogbia (1).
Meski demikian, skuat tumpul Inter saat ini tetap menjadi salah satu yang terbaik dalam dua dekade terakhir jika patokannya kinerja dalam 12 pekan perdana.
Walau perbendaharaan gol minim, catatan 27 poin Nerazzurri musim ini cuma kalah banyak dari rapor Inter 1997-98 dan 2006-07 (30 angka), 2009-10 (29), serta 2007-08 (28).
Dalam keempat periode tersebut, Inter menempati peringkat teratas di klasemen dan minimal finis sebagai runner-up. Apakah hal tersebut menjadi isyarat bahwa pencapaian serupa akan terjadi lagi musim ini?