Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Serangan Bom Gemparkan Pertandingan Prancis Kontra Jerman

By Wisnu Nova Wistowo - Sabtu, 14 November 2015 | 05:52 WIB
Serangan bom terjadi di dekat Stade De France saat laga persahabatan Prancis kontra Jerman tengah berlangsung, Jumat (13/11/2015) atau Sabtu dini hari WIB. (Getty Images)

Sebuah bom meledak di luar Stade de France, tempat laga persahabatan antara Perancis dan Jerman, Jumat (13/11/2015) malam atau Sabtu dini hari WIB. Selain itu, juga terjadi serangkain serangan lain di tempat berbeda di negara yang akan menjadi tuan rumah Euro 2016 tersebut.

Teror di Paris itu bermula dari penembakan yang terjadi di Distrik 11. Tak lama setelah itu, seperti diberitakan BBC, ada tiga ledakan di bar dekat Stade de France.

Setidaknya belasan orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka akibat tindakan penembakan dan pengeboman.

Pengeboman itu terjadi pada tengah-tengah pertandingan antara Perancis dan Jerman. Laga tersebut berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk tuan rumah berkat gol Olivier Giroud dan Andre Pierre Gignac. 

Presiden Perancis, Francois Hollande, yang hadir pada pertandingan tersebut langsung dievakuasi. 

"Situasi di stadion aman. Semua orang bisa meninggalkan stadion dengan aman," kata Presiden Federasi Sepak Bola Perancis, Noel Le Graet. 

Selain itu juga terjadi penyerangan menewaskan 15 orang di gedung konser Bataclan dan juga terjadi krisis penyanderaan yang masih berlangsung di tempat itu.

Serangan lain juga dilaporkan terjadi di restoran Petit Cambodge yang lokasinya tak jauh dari gedung konser Bataclan.

Presiden Perancis Francois Hollande, yang menyaksikan pertandingan itu, segera meninggalkan stadion dan menggelar rapat darurat dengan PM Manuel Valls serta Mendagri Bernard Cazeneuve.

Serangan dengan motif yang belum jelas itu terjadi kurang dari setahun setelah kelompok radikal menyerang majalah Charlie Hebdo dan toko serba ada Yahudi yang menewaskan 17 orang.

Sejak serangan pada Januari itu, pemerintah Perancis dalam kewaspadaan tinggi, apalagi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menjadikan Perancis salah satu target utama. (Jalu Wisnu Wirajat/Ervan Hardoko)