Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sarri, Pekerja Keras yang Realistis

By Sabtu, 14 November 2015 | 09:30 WIB
Maurizio Sarri, penggila hal detail yang bisa bekerja 18 jam sehari. (Marco Luzzani/Getty Images)

Setelah kemenangan 1-0 atas Udinese di San Paolo pada Minggu (8/11), penyerang andalan Napoli, Gonzalo Higuain, menyatakan bahwa Napoli bisa merebut scudetto. Namun, pelatih Napoli, Maurizio Sarri, tidak mau berbicara mengenai peluang memenangi Serie A 2015/16. Padahal, kans untuk itu terbuka.

Tak seperti biasanya, juara bertahan dan favorit pada awal musim, Juventus, kurang meyakinkan. Karena start buruk, Juventus kini hanya berada di posisi ketujuh dengan 18 poin atau tertinggal sembilan poin dari dua pemimpin, Inter dan Fiorentina.

Kondisi demikian harus dimanfaatkan rival-rival Juventus untuk terus berlari menjaga jarak dari Si Nyonya Tua. Higuain tampaknya melihat Napoli dapat melakukan itu. Pasalnya, Napoli sudah bertemu Juventus dengan hasil akhir menang 2-1 pada 26 September lalu di San Paolo.

Jika mampu terus mencapai hasil positif, Napoli bisa menjaga keunggulan poin atas Juve. Saat ini Gli Azzurri berada di peringkat empat dengan 25 poin atau unggul tujuh angka dari Juve.

"Tujuan saya adalah memenangi scudetto, yang akan membuat saya dan fan bahagia. Kami berharap sekarang adalah waktu yang tepat," kata Higuain kepada Sky Italia.

Namun, pelatih yang normalnya merupakan pihak pertama pembakar semangat pemain justru tidak seantusias pemainnya. Dalam hal ini Sarri tak seperti Higuain.

Sarri berkata bahwa impiannya saat ini hanyalah peringkat tiga, bukan nomor satu. Apakah sikap tidak ambisius itu yang membuat Sarri tak punya prestasi istimewa?

Musim Kedua di Serie A

Faktanya, sepanjang karier sebagai pelatih, Sarri lebih banyak membesut tim-tim di Serie B dan Serie C. Sejauh ini, prestasi terbaik Sarri ialah membawa Empoli ke Serie A pada akhir musim 2013/14.

Tahukah Anda bahwa musim ini baru merupakan musim kedua Sarri melatih di level Serie A?