Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
19, Eriyanto, kini sibuk bermain pada ajang tarikan kampung (tarkam) di daerahnya di Sukabumi dan sekitarnya.
Diakui Eriyanto, setelah tidak ada lagi turnamen untuk tim Divisi Utama, dia memilih pulang kampung. Selain bisa membantu orangtua di sawah, Eriyanto juga sering mendapat tawaran bermain tarkam.
"Saya terpaksa pulang kampung usai Piala Kemerdekaan. Di kampung di Sukabumi ini saya biasa ikut tarkam. Lumayan honornya daripada tidak ada sama sekali. Bila tidak ada tarkam, saya tetap membantu ayah di sawah atau menggembalakan domba," ungkap Eriyanto.
Eriyanto merupakan bagian dari skuat U-19 yang ditangani Indra Sjafri. Hanya, dia tak masuk skuat di Piala AFC U-19 2014. Setelah dibubarkannya timnas U-19, Eriyanto bergabung dengan tim DU, PSIR Rembang.
Saat kompetisi dibubarkan, dia masih sempat tampil pada Piala Polda Jateng dan Piala Kemerdekaan bersama PSIR. Setelah PSIR tersingkir di penyisihan grup, tim dibubarkan dan dia kembali ke Sukabumi.
Di Sukabumi, Eriyanto banyak mengikuti tarkam dengan honor antara Rp 300.000 - 500.000. Dia pun menjelajah Sukabumi, Depok, Parung dan Bekasi. Karena kompetisi sudah tidak ada lagi, dirinya sering bertemu dengan pemain DU maupun Indonesia Super League (ISL).
Tidak ketinggalan pemain asing seperti James Koko Lomell atau pemain naturalisasi Bio Paulin ikut bermain tarkam.
"Beberapa waktu lalu, tim saya menghadapi Koko Lomell dan Bio Paulin pada final tarkam di Sukabumi. Saya tak menyangka mereka datang ke Sukabumi. Ada juga Maman Abdurahman. Jadinya ramai. Karena tidak ada kompetisi, pemain LI pun banyak ikut tarkam," ungkapnya.
"Kebetulan Pilkada akan digelar. Para calon kepala daerah kerap menggelar tarkam yang menghadirkan pemain profesional,” kata Eriyanto lagi.