Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kekalahan dari Liverpool pada pekan lalu disebut oleh Manajer Manuel Pellegrini sebagai hasil palsu. Lantas, apakah saat menjamu Southampton, Sabtu (28/11/2015), wajah Manchester City sudah berubah menjadi asli?
Wajah palsu yang dimaksud Pellegrini adalah timnya benar-benar membingungkan saat digasak Liverpool dengan skor telak 1-4.
"Penampilan kami sangat buruk dalam menyerang dan bertahan. Liverpool mencetak empat gol dan bahkan bisa saja mencetak tiga gol lagi," kata Pellegrini dengan geram.
Penampilan The Citizens memang sulit untuk dipahami. City seolah menjadi tim yang tidak pernah berlatih setiap minggu. Benar-benar buruk sehingga Pellegrini sampai menyebutnya sebagai sebuah pertandingan yang palsu.
Apalagi, kekalahan memalukan ini juga sekaligus menghapus kesempatan bagi Pellegrini untuk membawa timnya hingga ke puncak klasemen.
Pasalnya, The Citizens punya peluang untuk merebut puncak klasemen dari sang tetangga, Manchester United. Dengan kekalahan dari Liverpool, maka peringkat The Citizen pun melorot ke posisi ketiga klasemen sementara Premier League.
[video]https://video.kompas.com/e/4634255078001_ackom_pballball[/video]
Namun, kesempatan untuk meloncat lagi ke posisi puncak tetap terbuka jika pada pekan depan Southampton, yang datang sebagai tamu, bisa ditundukkan. Apalagi, pada pekan depan pemilik peringkat puncak, yaitu Leicester City, bertemu posisi kedua klasemen, yaitu United.
Hanya, skenario baru akan berjalan mulus bagi The Citizens apabila wajahnya sudah kembali menjadi asli.
Sebenarnya, bagi klub makmur seperti City, untuk berubah kembali menjadi berkilau bukan masalah.
Tim ini bisa dibilang memiliki semua syarat untuk menjadi pemenang.
Bagi tim yang ingin menjadi pemenang, ada empat hal yang harus dimiliki. Pertama adalah materi pemain, kedua yaitu hasrat, ketiga manajer yang tahu banyak hal, dan terakhir keberuntungan.
The Citizens memiliki semuanya. Akan tetapi, kerap terbukti bahwa keberadaan deretan pemain bintang justru membuat City mengalami ketergantungan yang tinggi. Mantan pemain City, Frank Lampard, pernah menyatakan hal tersebut setelah eks pemain Chelsea itu hengkang ke Amerika Serikat.
Ketergantungan tersebut justru menjadi bumerang bagi tim ketika sang pemain absen atau sedang tidak dalam penampilan terbaiknya. Ketika gelandang inovatif seperti David Silva tidak bugar, maka hal tersebut menjadi kehilangan yang besar bagi tim. Begitu pula dengan ketergantungan pada Yaya Toure.
“Yaya misalnya, dia bisa menjadi penyeimbang untuk bermain satu atau dua atau maju bersama," kata Lampard.
Ketergantungan pada striker Sergio Aguero bahkan terlalu berlebihan. Aguero merupakan salah satu penyerang terbaik di dunia.
Ketika dia tidak berada dalam permainan terbaiknya, ternyata sulit untuk menemukan sosok yang akan menjadi mesin gol. Padahal, masih ada stiker Wilfred Bony atau Raheem Sterling dan Kevin de Bruyne yang bisa difungsikan sebagai penyerang.
Dalam kondisi tersebut, bisa dipastikan penampilan The Citizens terkesan membingungkan dari semua sisi. Meski ada usaha untuk mencoba berubah pada masa jeda, hasilnya akan sama saja.
Tampaknya Pellegrini harus segera memutus aroma ketergantungan jika para pilar masih terlanda cedera atau mengalami penurunan kinerja. Southampton bukan lawan enteng. Dalam hal hasrat memukul klub makmur, Southampton bahkan bisa disejajarkan dengan Liverpool.
Penulis: Dedi Rinaldi