Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Analisis Sabtu: Jangan Ganggu Rossi vs Lorenzo

By Arief Kurniawan - Sabtu, 24 Oktober 2015 | 22:50 WIB
Valentino Rossi vs Jorge Lorenzo, bakal seru dan menegangkan di Sepang. (Yamaha MotoGP)

Benar-benar tegang perebutan gelar juara dunia MotoGP musim ini. Entah berapa puluh kali Jorge Lorenzo unggul atas Valentino Rossi dalam sesi-sesi yang ada di sebuah GP, dan itu diprediksi termasuk sesi kualifikasi GP Malaysia. Akan tetapi, Rossi malah unggul. Kok bisa?

Yang menarik, perang Rossi vs Lorenzo di Sepang pada hari Minggu (25/10/2015) secara teknis diperkirakan bukan untuk posisi 1 alias pemenang. Mereka bisa finis di sekitar podium atau maksimal lima besar. Kekuatan Honda yang terbukti menguasai posisi start 1-2 dan Ducati yang tangguh dalam hal konsistensi, menjadi penyebab.

Karenanya, Rossi dan Lorenzo bisa masuk dalam "jebakan batman" para pebalap Honda dan Ducati. Makanya, Rossi sudah dari kemarin meminta semua pebalap untuk bertarung seperti biasa, tanpa perlu membantu salah satu kandidat juara. Tujuan omongannya ini pastilah ke Marc Marquez, yang ia tuduh telah menolong Lorenzo di GP Australia.

Lantas, kenapa Rossi bisa unggul di kualifikasi Sepang? Yang pertama pastilah karena dia sendiri biasanya mengeluarkan semua kemampuan mencari posisi start terbaik bila kondisi motor memang kalah. Dan itu berhasil. "Bonusnya" adalah rem di motor Lorenzo bermasalah sehingga Rossi akhirnya memaksimalkan gabungan kondisi ini.

LORENZO FANTASTIS DI SEKTOR 4
Secara umum, bila rem Lorenzo besok sudah diperbaiki, Lorenzo akan unggul atas Rossi. Dia punya segalanya, kecepatan dan konsistensi. Hanya, kondisi psikologis Lorenzo harus benar-benar terkontrol. Dia tak boleh termakan oleh asumsi bahwa dia akan dibantu oleh apakah Marquez atau Pedrosa, sebagai sesama Spanyol.
Yang patut disimak adalah Lorenzo sangat kuat di Sektor 4 alias sektor terakhir. Dia sangat stabil melibas Tikungan 15, dari pengereman, menikung, keluar tikungan, hingga melintas garis finis. Semua pebalap rata-rata "goyang" di sana, tak terkecuali Marquez dan Rossi. Goyang bisa terjadi karena saat itu motor melibas sangat kencang di lintasan lurus dan melakukan pengereman dengan keras. Nah, Lorenzo sangat fantastis di sana. Bila saat lomba dia butuh waktu di sana, berhati-hatilah Rossi dan juga pebalap lain.

ROSSI TAK MENCARI BANTUAN
Rossi sendiri rasanya tak perlu dibantu oleh Iannone, pebalap Italia yang menggeber motor Italia, Ducati. Toh di GP Australia dia juga disusul oleh Iannone. Plus, ternyata di Sepang Iannone belum sekonsisten yang diperkirakan, sehingga Rossi bisa tetap finis di depannya tanpa bantuan sang pebalap. Rossi dipastikan akan membalap sendirian, tanpa bantuan siapa pun.

Rossi hanya fokus harus finis di depan Lorenzo. Atau, kalaupun harus kalah, pemangkasan poinnya kecil, tak lebih dari lima. Kalau hanya untuk sekadar melakukan itu, Rossi sangat mampu. Lorenzo bisa saja dapat podium di posisi terakhir, setelah duet Honda, tapi Rossi sangat mampu untuk sekadar finis di posisi empat. Dan selisih poin dari peringkat tiga (16) ke empat (13) adalah tiga. Dan Rossi bisa agak lega bila itu benar-benar terjadi, masih ada 8 poin keunggulan sebelum ke seri terakhir di Valencia.

Masalahnya adalah, bila ternyata Lorenzo benar-benar dibantu oleh Marquez, atau plus Pedrosa. Itu semua bisa terjadi di Sepang, karena, pertama, Lorenzo punya modal kecepatan dan konsistensi dan, kedua, Pedrosa yang cepat itu bisa "mengalah" memberi jalan. Toh tak ada yang curiga kalau Pedrosa kalah atau mengalah dari Lorenzo, karena sepanjang musim ini sudah kerap terjadi.

Kalau Marquez "ingin membuktikan tuduhan Rossi bahwa dia membantu Lorenzo", dia lebih dari mampu melakukannya. Kecepatan dan konsistensi Marquez di Sepang, dari FP1 hingga FP4 plus kualifikasi, sedikit di atas Lorenzo. Bisa saja dia mengatur irama lomba bila Lorenzo di belakangnya dan lalu memberinya jalan dengan pura-pura melebar. Tapi, seperti terjadi di Phillip Island, Marquez masih seorang profesional sejati. Dia masih haus kemenangan.

Kita memang berharap perang Rossi vs Lorenzo tidak diganggu oleh hal-hal yang mencederai sportivitas. 230 km terakhir MotoGP 2015 sungguh menegangkan, dimulai 110 km dulu di Sepang lalu 120 km di Valencia.

Fair play, please!

Prediksi finis (kering): Marquez, Pedrosa, Lorenzo
Prediksi finis (hujan): Rossi, Marquez, Dovizioso