Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Un capitano, c’e solo un capitano (satu kapten, hanya ada satu kapten). Kalimat tersebut merupakan seruan khusus dari para suporter Roma kepada Francesco Totti yang berulang kali terdengar dan membahana saat AS Roma melakoni partai kandang di Olimpico.
Seluruh Romanisti di kolong langit tentu mengkultuskan Totti. Tak berlebihan karena sang kapten telah membaktikan diri selama hampir tiga dekade sejak pertama kali bergabung ke akademi pada 1989 serta mempersembahkan beragam trofi bergengsi selama ini.
Secara keseluruhan, Totti telah mencicipi lima gelar domestik, dengan perincian satu scudetto (2000-01), dua Coppa Italia (2006-07, 2007-08), dan dua Supercoppa Italiana (2001, 2007). Jumlah ini adalah yang terbanyak sepanjang sejarah, melampaui prestasi idolanya, Giuseppe Giannini.
Giannini cuma mengoleksi empat gelar sepanjang karier di Roma, yakni satu scudetto (1982-83) dan tiga Coppa Italia (1983/-84, 1985-86, 1990-91). Di samping itu, Totti juga tercatat memuncaki daftar penampil terbanyak sepanjang masa di semua ajang (730 laga).
Belum lagi kenyataan bahwa Totti merupakan pemain Roma tertajam sepanjang masa (300 gol) plus pencetak gol terbanyak kedua Serie A sepanjang masa (244) di bawah Silvio Piola (274).
Satu-satunya cacat Totti yaitu ketiadaan gelar di level kontinental. Dia selalu gagal mengantarkan Roma meraih kejayaan, baik di Piala Winner (sudah tak ada lagi sejak 2000), Piala UEFA/Liga Europa, maupun Liga Champions.
Pencapaian tertinggi Totti bareng Roma di kancah antarklub Eropa adalah dua kali menembus perempat final Piala UEFA (1995/96, 1998/99) dan dua perempat final Liga Champions (2006-07, 2007-08).
Totti bahkan ikut terlibat dalam dua kekalahan terbesar Roma di kompetisi Eropa, masing-masing dari Manchester United (tandang; 1-7) pada 10 April 2007 dan Bayern Muenchen (kandang; 1-7) pada 22 Oktober 2014.
Meski demikian, hal tersebut toh tidak mengurangi rasa cinta para Romanisti terhadap Totti. Jasa-jasa pria berzodiak Libra itu terlalu besar untuk diabaikan atau malah dilupakan.
Seperti kata Daniel De Rossi, pemain yang diprediksi bakal menerima tongkat estafet kepemimpinan Roma dalam waktu dekat. Dia tanpa ragu menyebut Totti telah ditakdirkan sebagai kapten sepanjang masa I Lupi alias Si Serigala.
“Sungguh menakjubkan, usianya sudah 38 tahun tapi Totti masih saja melakukan aksi luar biasa di atas lapangan. Saya kira De Rossi selamanya akan dikenang orang sebagai kapten masa depan, sedangkan dia adalah kapten sepanjang masa,” ujar De Rossi saat diminta mengomentari gol ke-300 Totti pada 20 September 2015.
Sebagian besar kalangan meyakini Totti segera gantung sepatu ketika durasi kontraknya berakhir pada 30 Juni 2016. Saat itu, usia sang kapten hampir menginjak kepala empat (39 tahun 276 hari).
Pergeseran Peran Sang Kapten>>>