Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Berbicara tentang Firman Utina, tidak komplet rasanya jika tak menyertakan nama Benny Dollo. Ya, sebagai pemain, Firman merupakan salah satu produk dari didikan Bendol.
Dua sosok kelahiran Manado itu bertemu pertama kali di Persma Manado pada 1999-2000. Di sana, Bendol terkesan dengan keahlian olah bola pemain kelahiran 15 Desember 1981 tersebut.
Jadi, saat Bendol memutuskan hijrah ke Persita pada 2002, Firman pun diboyong. Di tim berjulukan Pendekar Cisadane itu, mereka bersama hingga 2003.
Setelah itu, keduanya berpisah lantaran Benny menerima pinangan Arema. Tapi, Firman-Benny kembali bersatu di Arema pada musim 2005-2006.
Sejak era itu, istilah “anak kesayangan Bendol” pun melekat pada diri Firman. Di Arema, duet Firman-Bendol meraih prestasi gemilang. Singo Edan sukses merebut gelar Copa Dji Sam Soe dua musim berturutturut, 2005 dan 2006.
Kebersamaan mereka akhirnya terus berlanjut saat kembali ke Persita (2007-2008), Persija (2010), dan ke timnas senior (2008-2010).
Saat final Piala Presiden 2015 di SUGBK, Jakarta, Minggu (18/10), Firman bertemu dengan Benny dengan status rival untuk kesekian kalinya. Meski begitu, rasa hormat kepada sang mentor tetap ditunjukkan Firman usai dirinya digantikan Dias Angga. Sebelum duduk di bench pemain, ia sempat menyalami dan mencium tangan pelatih berusia 65 tahun itu.
Salut! (kuh)