Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Salah satu faktor keberhasilan timnas Prancis U-17 maju ke babak 16 Besar Piala Dunia U-17 2015 di Cile adalah penampilan apik kiper mereka, Luca Zidane.
Kemampuannya bakal kembali diuji saat skuat Les Bleus menghadapi Kosta Rika di Estadio Chinquihue, Kamis (29/10).
Berbeda dari sang ayah, Zinedine Zidane, sang legenda sepak bola Prancis yang bermain sebagai gelandang, Luca memperlihatkan bakat luar biasa sebagai penjaga gawang.
Berkat kualitasnya yang mumpuni, dia terpilih sebagai kiper utama timnas Prancis U-17 yang berlaga di Cile.
Ketangguhan Luca telah teruji di penyisihan Grup F. Prancis, yang dilatih Jean-Claude Giuntini, berhasil menjadi juara grup secara sempurna, tiga kali menang, mencetak 14 gol, dan hanya kebobolan empat gol, sehingga melaju mulus ke babak 16 besar.
Meski mewarisi bakat hebat, Luca ingin meretas karier sepak bola lepas dari bayang-bayang sang ayah.
“Ketika masih kecil, saya selalu suka bermain di bawah gawang saat berhadapan dengan saudara-saudara dan ayah. Lebih dari apa pun, saya tidak ingin orang membanding-bandingkan saya dengan ayah (Zidane),” ujar Luca seperti dikutip FIFA.com.
Luca mungkin putra Zidane paling berhasil. Ia meraih beberapa trofi bersama tim junior Real Madrid.
Di tingkat internasional, ia mempersembahkan trofi Piala Eropa U-17 untuk Prancis pada bulan Mei 2015. Di semifinal melawan Belgia, Luca tidak hanya bertugas sebagai penjaga gawang.
Ia juga mengambil tendangan penalti dan mengekseskusinya dengan tendangan ala Panenka!
Hal itu mirip dengan aksi Zidane di final Piala Dunia 2006 melawan Italia, tapi dengan takdir berbeda. Sang ayah, Zizou, mampu mengelabui kiper sekelas Gianluigi Buffon.
Di sisi lain, Luca masih harus banyak berlatih lagi karena upayanya hanya membentur mistar dan keluar.
Walau saat itu ia gagal dalam eksekusi penalti, Luca menebusnya dengan menggagalkan tiga penalti lawan hingga membuat Prancis maju ke final.
“Ayah memuji keberanian saya mencoba, dan bagi saya, jika ditugaskan menendang penalti, saya akan melakukan hal tersebut tanpa masalah. Mungkin saya tidak akan melakukan (tendangan panenka) lagi, tapi semua bergantung pada keadaan,” ujarnya.
Kini semua mata akan mengarah padanya. Mampukah dia membawa Prancis meraih prestasi terbaik di PD FIFA U-17 2015 ini?
Menjadi penerus nama besar Zidane tidak akan mudah bagi Luca, tetapi itu terjadi karena sang ayah adalah standar pemain luar biasa di masa lalu.
Penulis: Joseph Lopiwudhi