Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada musim lalu, La Gazzetta dello Sport, menerbitkan sebuah artikel yang mengisahkan soal takdir kiper AC Milan, Diego Lopez, sebagai penyelamat.
Lopez lahir pada 3 November 1981 di Paradela, Spanyol. Nama kota kelahiran Lopez diambil dari bahasa latin parata yang bermakna menangkis.
Kata parata juga banyak dipakai komentator sepak bola Italia untuk megistilahkan aksi penyelamatan yang dilakukan oleh seorang penjaga gawang. Sepanjang musim 2014-15, Milan menderita 50 gol kebobolan. Akan tetapi, angka kemasukan Il Diavolo Rosso (Setan Merah) dipercaya akan lebih tinggi jika Lopez tak melakukan 60 aksi penyelamatan.
Namun, situasi Lopez berubah drastis pada musim ini. Alih-alih sang penyelamat, tifosi Milan kini lebih suka menyebut sang kiper sebagai Diego Flopez.
Pantaskah Lopez masuk dalam kategori pemain Milan yang flop atau gagal musim ini? Statistik mengindikasikan bahwa Lopez terlalu mudah kebobolan di Serie A 2015-16. Lawan tak perlu membuat banyak temabakan tepat sasaran untuk menjebol gawang Milan.
Lopez pun akhirnya kena semprot sang pelatih begitu gawangnya dijebol Daniele Baselli di partai kontra Torino akhir pekan lalu.
“Bagaimana mungkin kami kebobolan dari tiang dekat? Hal itu bukan pertama kali terjadi,” kata ahli strategi Milan, Sinisa Mihajlovic, di Corriere dello Sport.