Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Piala Presiden bagi sebagian pelaku sepak bola nasional merupakan penyelamat dari vakumnya seluruh kompetisi resmi dan berjenjang.
Pemain, pelatih, klub, dan beberapa pihak yang terkait mendapatkan keuntungan dari penyelenggaraan turnamen itu. Setelah Piala Presiden berakhir, pelaku sepak bola kembali dihantui ketidakjelasan nasib.
Pekerjaan di sepak bola kembali terombang-ambing lantaran klub tak ada aktivitas. Lantas apa harapan mereka?
Syamsul Chaeruddin (Gelandang PSM)
Sebagai pemain, kami berharap liga kembali bergulir. Dari liga kami lebih banyak bermain bersama klub dan waktunya lebih panjang. Sepak bola bukan hanya untuk kepentingan klub, pemain, dan suporter, tapi seluruh elemen yang terkait.
Jendry Pitoy (Kiper Bonek FC)
Belum adanya kepastian kapan kompetisi bergulir tentu sangat meresahkan bagi kami. Turnamen saja tidak cukup untuk memberikan jam terbang yang memadai bagi pemain,
terutama para pemain muda minim pengalaman. Selain kehilangan penghasilan, tanpa kompetisi akan membunuh sepak bola Indonesia secara perlahan.
Fabiano Beltrame (Bek Arema)
Saya hanya bisa menunggu apa ada turnamen lagi atau tidak di Indonesia. Harusnya ada karena semua rindu sepak bola terus bergulir.
Lancine Kone (Striker Arema)
Saya berharap segera ada kompetisi lagi. Bila itu terjadi atmosfernya luar biasa. Kalau belum ada kompetisi, semoga ada turnamen seperti Piala Presiden lagi.
Dian Agus Prasetyo (Kiper Sriwijaya FC)
Semoga kisruh di Indonesia segera terselesaikan. Banyak pemain muda yang menggantungkan nasibnya di sepak bola. Kasihan bila melihat kasus di Pra-PON yang gagal bertanding.
Ibnu Grahan (Pelatih Bonek FC)
Saya tentu sangat prihatin dengan belum adanya kejelasan kompetisi hingga sekarang. Tanpa ada kompetisi, pembinaan berjenjang sepak bola di Indonesia tidak bisa berjalan. Akibatnya, sepak bola Tanah Air bakal semakin tertinggal dari negara tetangga. Turnamen yang diputar bukanlah solusi mengatasi masalah di sepak bola Indonesia
Benny Dollo (Pelatih Sriwijaya FC)
Saya berharap kompetisi berjalan. Kompetisi adalah nyawa sepak bola. Di situ bisa menjadi tolak ukur kualitas kita dengan negara-negara lain. Semoga ada konglomerat-konglomerat yang
turun tangan membantu sepak bola Indonesia. Kami akan berterima kasih dan memberikan salut.
Penulis: ASA/Fahrizal Arnas/Iwan Setiawan/Kukuh Wahyudi