Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Piala Presiden yang diikuti total 16 klub, yakni 13 klub Liga Super Indonesia dan tiga klub Divisi Utama, telah menggelar laga terakhirnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10).
Setelah Piala Presiden berakhir, klub-klub peserta mulai dipusingkan lagi dengan aktivitas pascaturnamen. Namun, beberapa klub sudah bersiap menggelar latihan lagi.
Meski belum ada kejelasan agenda selanjutnya, bagi peringkat tiga Piala Presiden, Arema, selesainya turnamen tak membuat manajemen langsung membubarkan tim. Cristian Gonzales cs. hanya diberi libur sepekan.
Di tengah libur pemain, kini giliran manajemen yang bekerja. Mereka harus menyusun agenda tim ke depan agar tetap eksis di tengah vakumnya kompetisi.
“Kami akan terus ngamen istilahnya. Sekarang sudah ada beberapa undangan. Tinggal menunggu pertemuan manajemen dengan pelatih, ditetapkan pilih yang mana,” kata General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Ada dua opsi yang paling diseriusi oleh manajemen Arema, yaitu menggelar turnamen sendiri dengan mengundang beberapa klub dan menerima undangan main di luar Malang.
“Saat ini kami sudah komunikasi dengan pihak Martapura FC untuk main di turnamen yang mereka selenggarakan akhir bulan ini,” ucapnya.
Dorongan Menpora
Berbeda dengan Arema dan Persebaya United, Sriwijaya FC masih belum memiliki agenda. Mereka belum bisa bergerak untuk menyusun program selanjutnya.
“Kami menunggu hasil RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) saja. Kami belum bisa berbuat apa-apa termasuk soal kontrak pemain sebelum ada keputusan di forum tersebut. Yang jelas kami ingin kompetisi di mulai. Pembinaan sepak bola itu kan muaranya kompetisi,” kata Faisal Mursyid, Sekretaris Sriwijaya.
Berakhirnya Piala Presiden pun langsung direspons Menpora Imam Nahrawi.
“Kami terus mendorong agar semakin banyak operator yang menggelar turnamen dengan label piala yang lain. Setelah Kongres FIFA selesai baru kami mulai kompetisi,” tutur Imam.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Iwan Setiawan