Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jeda Internasional Hadir Tepat Waktu, Chelsea Memantapkan Sinyal Positif

By Jumat, 13 November 2015 | 15:00 WIB
Cesc Fabregas, tengah mendapat

"Fan menyanyikan musik yang sama setiap pertandingan: kami tahu kami ini siapa, juara Inggris," begitu kata Jose Mourinho kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers medio September lalu.

Respons Mourinho di atas keluar saat ditanya apakah dia merasa sedang dalam posisi sulit akibat rentetan hasil kurang bagus Chelsea pada awal musim. Kekesalan eks komandan Madrid tersebut tidak berhenti sampai di situ.

"Bukan karena start kami jelek, dan memang sangat jelek, sehingga orang bisa mencuri identitas kami. Tak seorang pun bisa mencuri trofi dan sejarah Chelsea. Tidak seorang pun bisa melakukan itu semua. Kami tahu siapa tim ini, yakni juara Inggris," tuturnya seperti dikutip dari ESPN.

Berselang dua bulan, ucapan Mou tadi mungkin tengah dijadikan bahan lelucon. Chelsea tak juga bangkit dari keterpurukan aneh pada musim ini. Terakhir, Eden Hazard cs. takluk 0-1 dari Stoke pada Sabtu (7/11).

Hasil negatif itu memunculkan sejumlah rekor tak mengenakkan. Chelsea menjadi tim juara bertahan pertama yang mengalami tujuh kekalahan dalam 12 laga pembuka Premier League. Baru kali ini pula Mou dipaksa menelan tujuh kekalahan di liga domestik dalam semusim.

Ditambah dengan partai tanpa poin sebelumnya melawan Liverpool dan West Ham, The Blues resmi merasakan tiga kekalahan beruntun pertama sejak 1999. Di berbagai rumah taruhan Eropa, peluang juara tim asal Kota London pun menurun drastis dari 7:4 menjadi 100:1.

Jernih

Dalam kondisi seperti itu, fan Chelsea mesti bersyukur kompetisi diistirahatkan karena jadwal pertandingan antarnegara. Mourinho bisa memanfaatkan jeda Premier League demi memantapkan sinyal positif yang muncul dari pertandingan terakhir.

Penampilan di Britannia Stadium pada akhir pekan lalu memperlihatkan Chelsea dalam wajah berbeda dibanding beberapa waktu belakangan. Chelsea bisa begitu mendominasi, bergairah, dan ngotot mengejar kemenangan.

Statistik saat menghadapi Stoke sedikit-banyak bisa dijadikan acuan. Nemanja Matic cs. mencatatkan penguasaan bola 63 persen, memenangi sembilan tendangan penjuru, serta bisa melepas 19 tembakan. Dalam empat duel Liga Inggris sebelumnya, jumlah tembakan Chelsea tak pernah lebih dari 10 kali.

Squawka melansir bahwa Chelsea bisa menciptakan 11 peluang alias tertinggi sejak kemenangan 2-0 atas Arsenal dua bulan silam. Bintang semacam Eden Hazard bisa memperlihatkan alasan hingga digelari Pesepak Bola Terbaik Premier League tahun lalu.

Satu per satu persoalan di luar lapangan juga mulai jernih. Soal masa depan Mourinho misalnya, kini bisa dibilang tak genting lagi setelah sang pelatih mendapat dukungan masif dari suporter.

Pemain juga tetap berada di belakangnya. "Pemain tidak meninggalkannya. Soal penampilan, kami memang tidak seperti musim lalu. Namun, tim tetap kompak. Pelatih selalu mendukung kami dan begitu juga para pemain terhadapnya," kata bek Kurt Zouma.

Yang menarik, Mou merasa sudah tiba waktunya untuk menerapkan sentuhan ajaibnya kepada pemain.

Saat menghadapi Stoke, Mou kembali mencadangkan Cesc Fabregas dan baru memasukkan sang pemain pada menit ke-70. Cesc juga masuk sebagai pengganti saat melawan Liverpool dan hanya bermain satu babak ketika menghadapi West Ham.

Psikologis

Para penganut teori konspirasi langsung menyebutnya sebagai bentuk hukuman dari sang pelatih. Rumor yang beredar memang menyebut Fabregas sebagai biang keladi pemberontakan di ruang ganti. Namun, sang pemain sudah membantah lewat akun Twitter pribadinya.

Memang lebih masuk akal menyebut Mou sedang melakukan trik psikologis kepada pemain bintangnya pada musim lalu tersebut. Mou ingin Fabregas sadar bahwa ia bukan lagi pilihan otomatis di lini tengah dan mesti memperjuangkan kelayakannya lebih dulu sebelum dimainkan.

Metode seperti itu bukanlah hal asing dalam karier kepelatihan Mou. Pelatih Portugal itu pernah menyebut Karim Benzema sebagai "kucing" di antara "sekumpulan anjing pemburu Madrid", menggeser Juan Mata ke bangku cadangan, mengistirahatkan Hazard, juga beberapa kali mencadangkan Matic sepanjang bulan lalu.

Metode itu umumnya berhasil. Pemain yang diberi perlakuan khusus tersebut bisa kembali kepada performa terbaik seperti yang diperlihatkan Matic pekan lalu.

Hal sejenis diterapkan kepada bomber Diego Costa, yang disebut sebagai salah satu masalah terbesar The Blues akibat jumlah gol yang sedemikian seret. Pemain timnas Spanyol itu memang tetap masuk dalam starting XI, tetapi pihak klub mulai menyebar rumor soal niat mencari penyerang baru sebagai pesaing internal bagi Costa.

Penulis: Andrew Sihombing