Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sinisa Mihajlovic sudah mendapatkan jaminan yang dibutuhkannya. Sebagaimana dilansir MilanNews.it, CEO Adriano Galliani menyebut pihak klub masih percaya 100 persen pada kepemimpinan pelatih asal Kroasia berusia 46 tahun itu.
Spekulasi masa depan Mihajlovic sempat mengemuka pekan lalu. Eks pemain belakang Lazio itu dianggap tak membawa perubahan positif apa pun kepada I Rossoneri.
Milan saat ini tertahan di tangga ke-11 Liga Italia dengan torehan sembilan poin alias hanya merebut rata-rata 1,29 poin per partai. Rata-rata poin itu lebih rendah dibandingkan pencapaian Filippo Inzaghi (2 poin per partai) atau Clarence Seedorf (1,86) pada periode yang sama di dua musim sebelumnya.
Miha bisa bernapas lega setelah mendengar garansi dari Galliani. Namun, jaminan itu sepertinya bukan tanpa syarat. Menurut laporan berbagai media Italia, Presiden Silvio Berlusconi menginstruksikan sang pelatih untuk mengubah skema bermain tim menjadi 4-4-2 dan lebih sering menurunkan Philippe Mexes, Nigel de Jong, serta Mario Balotelli.
Empat pos lini tengah rencananya bakal ditempati oleh Juraj Kucka-Riccardo Montolivo-De Jong-Giacomo Bonaventura. Skema itu sudah dicoba dalam kemenangan 3-0 atas Monza dalam laga persahabatan pada tengah pekan lalu.
Namun, lagi-lagi menurut laporan yang dilansir sejumlah koran Negeri Piza, Mihajlovic rupanya tak terlalu percaya diri dengan formasi itu. Saat diterapkan pada babak kedua versus Monza, Rossoneri toh tak bisa menambah gol.
Milan juga tak punya stok bek sayap yang piawai melepas umpan silang bila tampil dengan skema itu. Karena itu, Miha kemungkinan lebih tertarik dengan taktik 4-3-3, yang memungkinkan Montolivo tampil sebagai pengatur serangan yang mengalirkan bola lebih cepat ke lini depan.
Niat perubahan itu tak lain demi mengatasi krisis trequartista di tubuh Tim Merah-Hitam. Sejak awal kedatangannya, Mihajlovic menganggap formasi 4-3-1-2 sebagai pilihan terbaik untuk menghadirkan keseimbangan dalam permainan tim.
Namun, Mihajlovic rupanya tak diberkati dengan pengatur serangan yang tepat. Keisuke Honda dan Suso kerap terlalu lama menahan bola, sementara Bonaventura tak memiliki atribut sebagai pengatur serangan kelas dunia. Ketiadaan penyuplai bola itu yang menyulitkan Carlos Bacca, Luiz Adriano, dan Balotelli di lini depan.
Silakan simak data yang dirangkum Whoscored. Milan tercatat cuma menciptakan 71 peluang di Liga Italia musim ini. Jumlah itu hanya lebih baik dari tujuh klub lain dan berselisih jauh dari tim-tim favorit juara seperti Roma (115), Juventus (110), hingga Napoli (109).
Fakta itu diperburuk dengan kemampuan Milan melepas hanya rata-rata 3,3 tembakan tepat sasaran per pertandingan. Rata-rata itu hanya lebih baik dibandingkan Genoa, Verona, dan Bologna.
Penulis: Andrew Sihombing