Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Teka-teki terkait kehadiran Valentino Rossi pada balapan terakhir musim ini di Valencia, Spanyol, 8 November, akhirnya terjawab.
Pebalap Yamaha itu memastikan dirinya bakal tampil di Sirkuit Ricardo Tormo dua pekan mendatang.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport Rossi sempat mengutarakan kemungkinan absen di Valencia.
The Doctor kecewa atas keputusan Race Director MotoGP yang memberikan tiga poin penalti kepadanya sebagai hukuman karena dianggap bersalah menyebabkan Marc Marquez (Honda) terjatuh di GP Malaysia, 25 Oktober.
Sanksi tersebut memaksa pebalap asal Italia itu start dari grid paling belakang di Valencia karena total sudah mengumpulkan empat poin penalti. Rossi telah mendapat satu poin penalti di Misano.
Start dari posisi buncit secara tidak langsung memperkecil kans Rossi merebut titel ke-10. Saat ini, dia cuma unggul tujuh poin atas rekan setim sekaligus rival terdekatnya dalam perebutan gelar musim ini, Jorge Lorenzo.
Namun, Rossi akhirnya memantapkan pilihan. Pebalap berusia 36 tahun itu mengumumkan siap beraksi di Valencia setelah mendapat banjir dukungan dari berbagai pihak selepas insiden di Sirkuit Sepang.
“Terima kasih atas dukungan yang luar biasa. Membaca apa yang kalian lakukan membantu saya mengatasi rasa pahit dan kemarahan saya,” kata Rossi via media sosial Twitter, Selasa (27/10).
Petisi Fan Rossi
Dukungan buat Rossi mengalir begitu deras, terutama dari publik Italia. Bukan cuma fan, simpati juga datang dari petinggi negara, pemimpin organisasi olah raga, dan rekan sesama atlet.
Kantor berita Italia, ANSA, melaporkan Perdana Menteri Matteo Renzi menyempatkan diri menelepon Rossi dari Lima, Peru, pada Senin (26/10), di sela-sela perjalanan kenegaraan di Amerika Selatan.
Ketua Komite Olimpiade Italia (CONI), Giovanni Malago, tak mau kalah dari Renzi dan ikut membela Rossi.
“Saya mengerti kesedihan dan kemarahan Rossi. Namun, dia harus tetap tampil di Valencia agar orang yang menyebabkan masalah ini tak tertawa puas,” ujar Malago.
Kalangan olah ragawan Negeri Piza seperti Marco Materazzi, Marcello Lippi, Paolo Rossi, Arianna Errigo, Giacomo Agostini, hingga eks rival Rossi, Max Biaggi, turut angkat bicara.
“Rossi harus melihat ke depan. Dia bisa membuktikan statusnya sebagai yang terbaik sepanjang masa dengan menampilkan performa brilian,” ujar Paolo Rossi, pahlawan tim nasional sepak bola Italia saat memenangi Piala Dunia 1982 di Spanyol. Namun, tak bisa dimungkiri dukungan fan lah yang membuat Rossi tersentuh.
Lewat situs Change. org, penggemar setia Rossi asal Inggris, Nicholas Davis, membuat petisi yang meminta hukuman terhadap sang idola dicabut.
Di Twitter, muncul tagar #iostoconvale yang artinya “saya bersama Vale”. Sementara itu, di Facebook muncul gerakan yang meminta Andrea Iannone, pebalap Ducati asal Italia, menabrak semua pebalap di tikungan pertama di Valencia demi membuka jalan kepada Rossi!
Meski tak sportif, sudah ada lebih dari 260 ribu orang yang berpartisipasi dalam gerakan itu. Beberapa fan juga meminta Iannone membentuk aliansi Italia bersama Rossi untuk melawan aliansi Spanyol (Marquez-Lorenzo).
Permintaan itu muncul setelah Iannone mengubah foto profil Facebook-nya dengan gambar dirinya sedang berdiri bersama Rossi di podium.
Apa yang dilakukan Iannone rupanya memunculkan beragam persepsi publik.
Ada yang menganggap itu hanyalah cara Iannone memberikan dukungan moral kepada sang sahabat, tapi tak sedikit yang menduga gambar tersebut merupakan indikasi bahwa Iannone bakal membantu Rossi di Valencia.
Kalau skenario kedua yang terjadi, perang antara pebalap Italia dan Spanyol bakal sulit terhindarkan.
Penulis: Oka Akhsan