Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Drama menegangkan yang terjadi antara Valentino Rossi dan Marc Marquez pada MotoGP Malaysia 2015, Minggu (25/10/2015), membuahkan hukuman untuk Rossi. Race director menghukum pebalap Movistar Yamaha dengan penalti tiga poin.
Dalam wawancara seusai balapan, Mike Webb selaku race director GP Malaysia menilai Rossi melakukan kesalahan. Pebalap Italia itu dinilai dengan sengaja mengganggu jalur Marquez dan membuatnya terjatuh.
"Manuver Rossi melanggar aturan. Dia balapan dengan tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan kecelakaan. Kami yakin kontak ini disengaja. Dia tidak ingin membuat Marquez jatuh, tetapi ingin membuatnya melebar," kata Weeb.
Sesuai aturan yang berlaku, race director berhak memberikan hukuman penalti atas kesalahan yang dibuat seorang pebalap dalam sebuat event, mulai dari latihan hingga balapan. Penalti itu bukan pengurangan poin di klasemen.
Poin penalti itu memiliki tingkatan dari 1 hingga 10 dan bersifat akumulatif. Penalti ini akan berbuah hukuman start dari posisi terbelakang pada seri selanjutnya jika akumulasi penalti seorang pebalap mencapai angka empat.
Nah, inilah yang dialami Rossi. Empat poin penalti itu terdiri dari tiga poin penalti atas insiden di Sepang, serta tambahan satu poin dari penalti yang didapat Rossi karena mengganggu jalur Jorge Lorenzo pada kualifikasi GP San Marino.
Jika akumulasi poin penalti itu memasuki angka tujuh, seorang pebalap akan dihukum start dari pit stop pada balapan berikutnya. Kalau penalti itu mencapai poin maksimal 10, seorang pebalap akan didiskualifikasi pada seri selanjutnya.
Sejumlah pebalap memandang hukuman untuk Rossi terlalu ringan. Berdasarkan apa yang mereka lihat dari tayangan ulang, mereka menilai Rossi telah melakukan kesalahan fatal dan mencoreng citranya sebagai pebalap top dunia.
"Saya tidak percaya ini terjadi. Menurut saya Rossi harus mendapat 0 poin. Keputusan ini tidak adil tetapi saya harus menghormati keputusan race director," kata Lorenzo dalam konferensi pers seusai balapan.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik: