Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Striker Stoke City, Mame Biram Diouf, menunjukkan statistik lebih superior dibandingkan bomber Chelsea, Diego Costa, jelang pertemuan kedua tim di Stadion Britannia, Sabtu (7/11/2015).
Costa mendapatkan jatah 790 menit sepanjang Premier League 2015-16. Kontribusinya masih jauh dari kata memuaskan. Dia baru mencetak dua gol dari 12 tembakan yang dilepaskan.
Jumlah tembakan Diouf serupa. Namun, pemain berkebangsaan Senegal ini lebih efektif. Dia mampu mencetak tiga gol hanya dalam kurun waktu 540 menit.
Diouf juga menunjukkan lebih mengancam daripada Costa. Dia melepaskan rata-rata dua tembakan di dalam kotak penalti setiap pertandingan. Akurasinya mencapai 92 persen.
Adapun Costa cuma melakukan rata-rata 1,6 tembakan di area kotak penalti setiap partai. Hanya 50 persen di antaranya mengarah tepat ke gawang.
Saatnya Mourinho berpaling?
Pada musim ini, Costa memang lebih banyak dicerca ketimbang dipuja. Sebab, menilik beberapa aspek, performa Costa menukik jauh dari musim lalu.
Costa adalah pencetak gol terbanyak The Blues pada Premier League musim lalu. Dia membukukan 24 gol dari 26 penampilan di liga.
Dia melepaskan rata-rata 2,87 tembakan di dalam kotak dengan akurasi 64 persen pada setiap pertandingan musim lalu. Sayang, dua aspek ini menjadi tolak ukur penurunan performa Costa musim ini.
Penurunan performa Costa juga terlihat menilik penciptaan peluang. Rata-rata peluang yang dikreasikan Costa per partai mencapai 1,78 pada musim lalu, sedangkan musim ini menurun menjadi 1,14.
Terlepas dari statistik, gaya provokatif Costa kerap merugikan tim. Gara-gara menyikut Laurent Koscielny saat melawan Arsenal, 19 September 2015, Costa diganjar skorsing dua pertandingan.
Lini depan Chelsea bukan cuma Costa. Masih ada Loic Remy dan Radamel Falcao. Saatnya Jose Mourinho mencoba pilihan lain?